SOLUSI SEHAT DENGAN SELAC - HOLISTIK - EFEKTIF - ALAMIAH - AMAN

17 October, 2007

KANKER PAYUDARA STADIUM 4, dan KANKER LAINNYA

Ramuan tradisonal dari tumbuh-tumbuhan, jamu atau herbal sudah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun di China, India, maupun di Indonesia, dengan data empiris yang positip, efektif dan aman. Reaksi kimia dari bahan-bahan campuran yang digunakan akan menghasilkan hasil akhir reaksi, yang tidak terlepas dari reaksi yang positip maupun yang antagonis, namun bahan-bahan tersebut adalah kimia organik, yang gampang beradaptasi pada tubuh manusia. Dengan latar belakang tersebut, serta pertimbangan hukum kekekalan energi, maka pada awal September 2007 yang lalu saya mulai merekayasa jamu / herbal, terdiri dari campuran beberapa macam tumbuhan obat, dan dengan konsentrasi tinggi yang memadai untuk pengobatan, sesuai dengan pengalaman pada kasus-kasus penyakit kronis yang sudah pernah ditangani baik itu kanker, hipertensi, diabetes, ginjal, maag, rematik, pencernaan, kolesterol, dll. Sarinya (ekstrak) diambil dan dikemas dalam kapsul.
Alhamdulillah, ibu EK yang menderita kanker payudara stadium 4, yang selama ini tekun dan yakin dalam mengkonsumsi herbal, setelah melakukan pemeriksaan medis (28 September 2007) pada dokter onkologi/ahli kanker, diketahui berdasarkan pemeriksaan USG : lever, paru-paru dan ginjal bersih dari penyebaran kanker. Dari pemeriksaan darah hb-nya 13 (normal) dan penanda tumor (CEA) 12 , menurut dokter ahli kanker tersebut seharusnya normalnya 3 . Artinya stadium kanker payudara tersebut telah turun menjadi stadium 2, dan masuk ke fase pemulihan. Subhanallah.
Penderita lain kanker stadium 4, yang sedang ditangani saat ini ada 3 orang penderita, dengan kasus awal kanker usus yang telah menjalani operasi (usus telah dipotong +/- 20 cm) kemudian metastasis (menyebar) ke lever. Semua mengalami ascites/perut buncit seperti hamil 7-9 bulan. 2 orang penderita di Bandung dan 1 orang di Surabaya (pria, usia 33 th, ) dengan SGOT 92, SGPT 52, GammaGT 444, Penanda tumor (CEA) 141,9. Untuk penderita di Surabaya ini hampir tiap hari di bantu dengan terapi jarak jauh di samping minum herbal anti kanker. Semoga diberikan kepulihan oleh Allah SWT, amin.

15 August, 2007

Batal untuk operasi mata

Santi , 28 thn (dari Samarinda), pada hari Kamis, tgl 9 Agustus jam 19.30 wib, berkunjung untuk konsultasi dan terapi. Keluhan : mata sebelah kanan terasa ada yang mengganjal, penglihatan terganggu karena selalu ada benda tegak lurus ditengah-tengah mata, dibagian ujung kiri ada massa yang tumbuh seperti bintil, dan setiap hari mata tersebut terasa sakit seperti ditusuk-tusuk (frekuensi sakit demikian, dua kali dalam sehari) sangat tidak nyaman.
Sebelumnya Santi pernah dioperasi mata pada Desember 2005 yaitu Pterygium (Pterygium removal surgery). Dari hasil konsultasi dengan paramedis, spesialis mata memberikan saran untuk dilakukan operasi mata yaitu simblefarektomi + ekservasi selaput + cangkok selaput, karena pada hasil diagnosa terdapat selaput dan bulu mata yang masuk ke mata, jadi tujuan operasi tersebut untuk mengangkat selaput mata, kemudian dicangkok lagi dan mengangkat bulu mata. Namun Santi sudah trauma dengan operasi. Selama ini menurut Santi, secara teratur menggunakan obat mata (mungkin kebanyakan menggunakan obat mata?).
Kamis malam, 9 Agustus 2007, saya teteskan ekstrak Ki tolod (dari tumbuhan obat yang ada di halaman rumah saya) ke mata kanan, dan saya berikan asupan ekstrak Daun Sendok (Plantago mayor ), Sambiloto (Andrografis paniculata) dan Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa) untuk mengatasi bengkak di mata dan bintil yang tumbuh di bagian ujung mata.

Tgl 10 Agustus 2007, jam 19.30, terapi dilanjutkan dengan memberikan pembenahan dengan proyeksi prana didaerah cakra alis dan belakang mata, kemudian dilanjutkan dengan memberikan tetesan ekstrak ki tolod pada mata sebelah kanan dan mata sebelah kiri. Alhamdulillah, menurut Santi, mulai hari ini rasa nyeri dimata, seperti ditusuk-tusuk sudah tidak ada.

Tgl 11 Agustus 2007, jam 10.00 wib, dengan cara seperti diatas, dan Alhamdulillah, menurut Santi, rasa mengganjal dan penglihatan terganggu karena selalu ada benda tegak lurus ditengah-tengah mata sudah tidak dirasakan lagi.

Tgl 12 Agustus 2007, jam 9.00, terapi dilanjutkan seperti diatas. Menurut Santi, matanya sudah tidak merasa terganggu dan penglihatanpun makin terang. Pemeriksaan sebelum operasi mata yang sudah dijadualkan dokter spesialis mata untuk Santi yaitu pada hari Senin 13 Agustus 2007, namun dengan pertimbangan kemajuan yang dirasakan Santi tersebut, maka Santi memutuskan tidak melanjutkan pemeriksaan yang telah dijadualkan dokter mata, artinya membatalkan untuk menjalani operasi mata yang sudah direncanakan semula.

Tgl 13 Agustus 2007, jam 19.00 terapi dilanjutkan seperti diatas.

Tgl 15 Agustus 2007, jam 11.00 terapi dilanjutkan, namun sebelumnya karakteristik tekanan darah diperiksa terlebih dahulu (Sistolik 108, Diastolik 62, pulse 72), berdasarkan karakteritik tersebut serta keterangan Santi bahwa kadang-kadang dada sebelah kiri nyeri, maka asupan herbal ditambah dengan Sembung dan Mahkota dewa .
Tanggal 16 Agustus 2007, Santi akan kembali ke kota Samarinda, sesuai dengan jadual yang ada pada tiket pesawat yang ada ditangannya. Herbal akan tetap dikonsumsi Santi selama tiga bulan kedepan, serta konsultasi cukup dilakukan via tilpon seminggu sekali. Alhamdulillah, ternyata efektifitas herbal cukup tinggi untuk kasus Santi. Semoga Santi, pulih total, amin.

20 July, 2007

Kanker Payudara stadium 4

Pengobatan ibu EK (Lok Seumawe – Aceh) dibantu dengan terapi jarak jauh dengan proyeksi tenaga dalam/prana, pada minggu pertama dan kedua, hampir setiap hari ibu EK kirim sms untuk minta diterapi karena menderita sakit sekali,paling sering pada malam hari. Memang untuk penderita kanker payudara stadium 4 akan merasa tersiksa setiap hari , seperti dicubit dari dalam, kalau tidak kuat atau tidak tahan, penderita bisa berteriak-teriak kesakitan, disamping itu biasanya sukar tidur. Pada minggu ketiga dan keempat frekuensi terapi jarak jauh tersebut sudah mulai berkurang, tidak setiap hari lagi. Info sms 30 Juni 2007 dari ibu EK : Alhamdulillah saya sudah bisa agak lama duduk atau berjalan, yang sebelumnya duduk paling tahan 7 menit sekarang sudah bisa setengah jam.
Saya sarankan untuk Keladi tikus dosisnya ditambah, yang tadinya diminum 3x1 kapsul menjadi 3x2 kapsul.

Info sms 4 Juli 2007 dari ibu EK : Alhamdulillah, sakitnya sudah berkurang, tidak sesering yang lalu, sekarang sudah bisa duduk selama 4 jam, dan sudah bisa berjalan-jalan lama, serta tidurpun sudah pulas. Hanya setelah saya tingkatkan dosis herbalnya jari dan telapak tangan saya bertambah bengkak, kenapa ya pak?
Saya sarankan ibu EK untuk mencari tanaman obat Tempuyung untuk diminum, namun sudah beberapa hari masih belum ketemu dengan tanaman tersebut, karena penduduk setempat tidak mengerti tanaman Tempuyung, kecuali dengan nama bahasa Acehnya, sayang sekali Tempuyung dalam bahasa Aceh sayapun tidak mengerti. Akhirnya walaupun tanaman obat tersebut dibutuhkan sekali namun belum bisa dikonsumsi karena tidak ditemukan.

Tgl 13 Juli 2007 ibu EK berada kembali di Bandung, minta obat herbal baru, karena obat herbal sebelumnya sudah habis. Suami beliau yang mengambil herbal terdiri dari Sambiloto, Bidara upas, Mahkota dewa, Rumput mutiara, Daun dewa, Keladi tikus, Jamur kayu Ganoderma, Jamur kayu Maitake dan Tempuyung. Keladi tikus dan Tempuyung saya sarankan 3x2 kapsul sehari , yang lainnya hanya 3x1 kapsul saja sehari.
Tgl 15 Juli 2007 ibu EK dan keluarga berkunjung untuk konsultasi. Saya lihat punggung tangan kiri bengkak mengerikan, saya tidak lakukan terapi, hanya saya sarankan untuk teratur minum herbal dan minum air putih yang banyak (8 gelas sehari).

Hari ini 20 Juli 2007 saya terima info via sms dari ibu EK yang menyatakan tangan, jari, punggung tangan sampai dengan pergelangan tangan sudah kempis, yang tadinya mengeraspun sudah menjadi lunak. Saya sarankan segera periksa penanda tumor di laboratorium agar kondisi penyakit diketahui dengan jelas dan kemajuan terapinyapun bisa diketahui secara jelas pula.

07 July, 2007

Kanker Prostat

Sabtu, 23 Juni 2007, jam 11.00 , Pak Setijono berkunjung untuk konsultasi dan terapi. Keluhan : apabila kencing kadang suka terasa panas. Sedangkan gula darah puasa, setiap hari diperiksa, parameternya masih menunjukkan turun-naik 160-190.
Terapi dilakukan seperti biasa, kombinasi radiasi elektromagnetik dan prana. Sedangkan asupan herbalnya ditambahkan dosis Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) untuk lebih memperkuat daya kerja antineoplastik (anti kanker). Untuk diabetespun dosisnya ditambah 1 kapsul lagi, menjadi 3x4 kapsul sehari, dengan harapan hasil checkup pada akhir minggu pertama bulan Juli 2007 ini akan memberikan kondisi perbaikan.
Sabtu 7 Juli 2007, sesuai informasi Pak Setijono via tilpon jam 18.30, hasil checkup nilai PSA 548,60 ng/ml (bulan lalu 550, 60 ng/ml). Berarti pembelahan sel kanker bisa dihambat lajunya. Oleh karena itu saya sarankan dosis ditingkatkan dengan memberikan tambahan asupan Mahkota dewa 3x1 kapsul sehari, dengan harapan agar bulan depan nilai PSA bisa turun lebih besar, disamping itu juga memperkuat dosis untuk anti diabetes. Pak Setijono, dengan penuh semangat, disiplin terhadap pola makan, dan sabar, mengikuti saran-saran yang diberikan.
Semoga beliau cepat pulih, amin.

03 July, 2007

Asam urat, kolesterol tinggi dan penglihatan tidak fokus.


Selasa, 19 Juni 2007 jam 19.30, Bapak Shinto Tjiptono, 58 th, dari Samarinda, berkunjung untuk konsultasi dan terapi sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan. Keluhan: lutut kiri sampai ke pinggang sakit, berjalan terasa sakit, dan susah untuk jongkok (jongkok sakit). Sesak bernafas. Matapun terganggu, kalau melihat orang (obyek) selalu ada dua, seperti bayangan alias tidak fokus. Pendengaran juga terganggu.
Data hasil periksa lab (Samarinda), tgl 8 Juni 2007 sebagai berikut : Kolesterol total *256 mg/dl (normal 150-220 mg/dl), HDL 38 mg/dl (normal Pria >35 mg/dl), LDL *192 mg/dl (normal 50-160 mg/dl), Trigliserida 129 mg/dl (normal 40-155 mg/dl), Asam urat *8,9 mg/dl (normal Pria 3-7 mg/dl).
Dari data lab diatas, sakit dilutut sampai ke pinggang adalah rematik, akibat akumulasi asam urat dan kolesterol. Sedangkan gangguan pada mata akibat pengaruh kolesterol. Saat diperiksa, tekanan darahpun tinggi.
Terapi dilakukan dengan memberikan radiasi elektromagnetik (far infra red spectrum) pada lutut (depan dan belakang 60 menit), pinggang belakang 15 menit, uluhati 10 menit, jantung belakang 10 menit. Kemudian dilanjutkan dengan terapi prana kurang lebih 20 menit. Setelah terapi Pak Shinto merasa bernafas lebih enak. Agar bisa membantu terapi dengan lebih optimal, saya sarankan besok pagi Pak Shinto periksa lab untuk ureum, kreatinin dan asam urat, agar memastikan apakah ada gangguan ginjal? Sedangkan asupan herbal diberikan racikan untuk rematik (Brotowali, Gandarusa, Sidaguri, Jinten hitam, Sambiloto) dan Daun dewa, Sembung serta Daun Sendok yang harus diminum malam itu juga.
21 Juni 2007, jam 19.30 Pak Shinto kembali konsultasi dan diterapi, dengan membawa data lab tertanggal 20 Juni 2007, dengan hasil data sebagai berikut : Urea N (BUN) 15 mg/dl (normal 6-20 mg/dl), Kreatinin 1,0 (normal Laki 0,7-1,3 mg/dl), Uric acid *7,8 mg/dl (normal laki 3,5-7,2 mg/dl).
Dari data lab diatas, terjadi penurunan uric acid 1,1 poin, artinya herbal yang diberikan bekerja dengan efektif. Terapi dilakukan kembali seperti diatas, diselingi pengobatan mata dengan meneteskan ekstrak ki tolod (Isotoma longiflora) pada kedua mata. Tetesan pertama terasa pedih sekali, namun tetesan yang kedua sudah tidak terasa pedih lagi. Setelah diterapi Pak Shinto merasa tubuhnya lebih enak. Kemudian diberikan asupan tambahan herbal untuk kolesterol tinggi (Sambung nyawa, Jati belanda, Kuncipepet, kompri dan tempuyung).
22 Juni 2007, jam 19.30 Pak Shinto kembali konsultasi dan diterapi, serta diselingi pengobatan mata seperti diatas.
Sabtu, 23 Juni 2007, jam 09.00 Pak Shinto kembali konsultasi dan diterapi, dengan pengobatan mata seperti diatas. Hasil yang didapat oleh Pak Shinto selama empat kali diterapi dan minum herbal adalah sebagai berikut : Tekanan darah normal, asam urat turun dan lutut yang sakit sudah hampir tidak terasa lagi sakitnya karena sekarang sudah bisa jongkok tanpa sakit, dan berjalanpun normal. Penglihatan mata, sebelumnya selalu melihat tidak fokus (ada bayangan) sekarang sudah fokus (tanpa bayangan), hanya pendengaran yang belum kelihatan kemajuannya. Kemajuan ini bagi saya menarik sekali, sebab dalam kasus ini nampak sekali efektifitas daya kerja herbal serta metoda terapi, karena itu Pak Shinto-pun saya wawancara dan merekamnya dengan audio visual sebagai live data.
Hari ini Pak Shinto sudah harus kembali ke Samarinda karena Pak Shinto dapat cuti dengan waktu terbatas, pengobatan akan dilanjutkan secara bertahap dengan minum herbal, namun beliau berencana akan mencari waktu lagi agar bisa berkunjung kembali ke Bandung untuk konsultasi dan terapi. Semoga yang bersangkutan diberikan kepulihan total oleh Allah SWT atas penyakit-penyakitnya, amin.

19 June, 2007

Kanker Payudara stadium 4


Hari Minggu pagi, 17 Juni 2007, Ibu EK 49 th, kirim sms dari Lhokseumawe, Aceh. Minta disediakan herbal yang akan dibawa oleh suami beliau yang akan berangkat dari Bandung ke Lhokseumawe besok Senin, 18 Juni 2007.
Ibu EK adalah penderita kanker payudara yang sudah menjalar ketangan kiri (tangan kiri bengkak, dari bagian atas ke bawah, dan keras), beberapa benjolan ada di bagian ketiak, dan sering terasa sakit. Melihat kondisi penderita secara visual maka yang bersangkutan masuk kategori kanker stadium 4, biasanya dengan cara medis kondisi ini sudah “hopeless”. Selama 6 bulan sebelumnya sudah pernah saya coba bantu dengan herbal dan terapi perana, perbaikanpun lumayan. Tangan yang keras sudah mulai lembut, dan tangan kiri sudah bisa diangkat keatas , sebelumnya tidak bisa dan rasa sakitpun hanya kadang-kadang saja. Penderita yang menghadapi cobaan penyakit ini butuh kesabaran yang tinggi karena proses pemulihannya butuh waktu yang cukup lama, dan yang bersangkutan harus punya semangat untuk pulih, pola makanpun harus dijaga, tubuhpun harus dibawa bergerak agar sirkulasi darah lancar, dan juga perlu ketenangan psikologis.
Kemudian sekian lama tidak ada kabar (+/- 3 bulan). Begitu saya terima dan baca sms di HP, kondisi kesehatan ibu EK sudah menurun sekali, jari-jari tanganpun sudah tidak bisa bergerak, frekuensi sakit sudah makin sering, duduk lama tidak tahan, jalan agak lamapun tidak kuat, namun nafsu makan masih ada, tidurpun masih lumayan, kata beliau.
Begitu bertemu dengan suami beliau, saya dapat informasi bahwa akhir-akhir ini diupayakan pengobatannya dengan Sinshe, yaitu dengan rebusan ramuan-ramuan tradisional Cina.
Untuk kasus yang saya anggap sudah semakin susah ini, saya coba berikan asupan herbal sebagai berikut (semua ekstrak/sari herbal dosis tunggal) : Bidara upas, Daun dewa, Mahkota dewa, Rumput mutiara, Keladi tikus, Sambiloto, Ganoderma dan Grifola frondosa. Dengan pertimbangan akumulasi zat antineoplastik /anti kanker herbal tersebut tinggi, termasuk anti bengkaknya, antibiotiknya, serta memperbaiki sirkulasi darah. Disamping itu parallel diberikan asupan Kelopak bunga Rosela yang diminum 5 gram setiap hari. Rosela ini mengandung vitamin C dan kalsium dengan kadar tinggi, juga sebagai anti oksidan dan terutama membangun daya tahan tubuh. Sedangkan terapi prana dilakukan dari jarak jauh saja sesuai kebutuhan, via SMS atau tilpon, dengan harapan semoga ada perbaikan atas ridho Allah SWT, amin.
Sebenarnya kiat untuk menempuh pengobatan di jalur alternatif/non konvensional sederhana saja, yaitu metodanya paling tidak masih masuk kategori rasional, dan amati dalam waktu satu minggu sudah harus ada perbaikan yang dirasakan oleh penderita yang bersangkutan. Kalau ada perbaikan, berarti metoda yang digunakan secara akumulasi akan memberikan harapan positip untuk pulih, tinggal menjalani proses dengan sabar dan disiplin alias butuh waktu proses yang lamanya relatip, tergantung kondisi kasus, namun kalau dalam waktu seminggu tidak ada perubahan sama sekali berarti metoda tersebut belum tepat. Kenapa saya simpulkan demikian? Sebab yang namanya herbal untuk pengobatan, efektifitasnya tinggi dan aman, karena herbal bahannya organik, gampang beradaptasi dengan tubuh manusia, hanya saja tergantung kepada pemilahan herbal dan dosis yang diberikan. Langkah ini tentu tergantung kepada wawasan dan pengalaman si Pengobat, serta ridho Allah SWT.

Kanker Prostat

Hari Sabtu, 16 Juni 2007, jam 10.00 – 11.30 Pak Setijono melakukan konsultasi kembali dengan membawa hasil checked up lab. tgl 7 Juni 2007. Ada ralat atas usia beliau, seharusnya usia Pak Setijono 74 th, serta keluhan selama 2 hari terakhir ini kondisi ketergesaan untuk kencing/susah menahan kencing kambuh lagi.
Dari hasil glukosa urine positip 2 dan PSA 550.60 ng/ml. Parameter diabetes masih tinggi (Pak Setijono ini penderita diabetes yang sudah puluhan tahun, menurut beliau sudah +/- 40 tahun), untuk diabetes tersebut saya berikan racikan yang sudah dikemas dalam kapsul, yaitu racikan dari ekstrak/sari-patinya herbal: Mimba, Sambiloto, Brotowali, Mahoni, Kompri dan Daun Sendok, sedangkan untuk kanker prostat, dengan pertimbangan kondisinya sudah sangat serius (karena dengan minum herbal selama sebulan parameter PSA tetap meningkat tinggi 80 poin, pada hal herbal-herbal tersebut sudah mengandung zat antineoplastik/anti kanker dari beberapa tumbuhan anti kanker), maka diberikan asupan yang lebih potensial untuk menurunkan aktifitas sel kanker tersebut, saya berikan racikan ekstrak/sarinya herbal Kumis kucing, Rumput mutiara, Tapak Liman, Keladi tikus, Ciplukan, Mahkota dewa, Bidara Upas dan Tempuyung, serta saya tambahkan ekstrak herbal tunggal Ganoderma dan Grifola frondosa, yang harus diminum 3x sehari, paralel dengan terapi prana 2x dalam seminggu. Dijadualkan sebulan kemudian harus check up kembali agar kemajuannya bisa dipantau, sehingga langkah-langkah selanjutnya terarah rasional. Sementara itu tiap minggu pada saat jadual konsultasi akan terpantau kondisi yang bersangkutan.
Pagi ini, Selasa 19 Juni 2007, melalui tilpon saya diberitahu bahwa kondisi ketergesaan untuk kencing/susah menahan kencing sudah tidak kambuh lagi alias normal. Alhamdulillah....., Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan, amin.

03 June, 2007

Kanker Prostat

Bpk Setijono, 71 th, Lembang. Berkunjung hari Rabu, 2 Mei 2007 dengan keluhan pembengkakan prostat, kalau tiba saat terasa ingin buang air kecil sudah tidak bisa ditahan lagi (tergesa-gesa ingin kencing) , mengakibatkan ngompol disituasi kapan saja.
Padahal th 2002, berdasarkan pemeriksaan laboratorium patologi (15-April-2002) disimpulkan terjadi benign prostat hyperplasia (BPH,tidak Nampak tanda-tanda ganas) dan kemudian segera diambil dengan TURP (Trans Urethra Resection of the Prostate).
Setelah sekarang terjadi pembesaran prostat, dengan penanda tumor PSA (antigen spesifik prostat ) 470.50 ng/dl yang bersangkutan mengalami trauma untuk berobat kembali ke dokter padahal kasus ini harus dibantu dengan penanganan yang serius dan tepat, agar masalahnya tidak berkembang dan menjadi pulih, mengingat PSA-nya sudah demikian tinggi.
Didukung dengan hasil periksa lab tgl 30 April 2007 sebagai berikut : Kolesterol total 225* ( < 200 ), Trigliserida 147 (<150 mg/dl), LDL direk 159* mg/dl (<100), Rasio Cholesterol Total 5.23* ( <5 ), Glukosa puasa 199* mg/dl (80-100) Glukosa 2 jam PP 322* mg/dl (80-144), PSA 470.50* ng/ml (≤ 4 ng/ml). Diukur tekanan darah yang bersangkutan, sistolik 152 mmHg, diastolik 68 mmHg, pulsa/menit 66. Kemudian dengan melihat hasil periksa lab diatas, yang bersangkutan jelas menderita diabetes kronis serta kolesterol, dan pembengkakan prostatnya sudah masuk kekategori kanker prostat. Oleh karena itu terapi energi prana dilakukan didaerah uluhati, lever, limpa, pusar (kontak), dan prostat (tanpa kontak), +/- 20 menit. Setelah selesai, Pak Setijono merasakan hangat diseluruh daerah yang diterapi. Kemudian diberikan asupan racikan herbal Daun dewa, Jombang, Rumput mutiara, Cakar ayam, Keladi tikus, Daun ungu, Jinten hitam, Kompri, Tapak dara, Ciplukan, Kumis kucing, Meniran, Tapak liman, Sambiloto, untuk diminum selama 2 minggu dan dalam seminggu dilakukan 2x terapi prana. Setelah seminggu terapi berjalan, Alhamdulillah Pak Setijono merasakan sudah sanggup menahan kondisi tergesa-gesa ingin buang air kecil, sehingga tidak harus keluar begitu saja seperti sebelumnya. Artinya efektifitas terapi berproses pada Pak Setijono, insya allah. Pada 18 Mei 2007, diberikan asupan racikan herbal selanjutnya, S nyawa, K. pepet, Mahkota dewa, Jati belanda, Ciplukan, Rumput mutiara, Bidara upas, K. tikus, Tapak dara, Brotowali, Sambiloto, Sembung. Namun 2 hari kemudian ditambah dengan Tempuyung dan Kumis kucing agar menjaga buang air kecil tetap lancar, serta mempercepat pemulihan. Hari ini Sabtu, 2 Juni 2007, Pak Setijono menjalani terapi prana, namun sebelumnya diberikan radiasi elektromagnetik dengan spectrum jauh infra merah kurang lebih 1 jam (untuk lokasi uluhati, lever, dan cakra sex). Setelah terapi, yang bersangkutan merasa sangat bugar, tidak ada keluhan, namun saya sarankan untuk segera periksa lab lagi, agar progressnya lebih jelas , karena yang diterapi adalah keseluruhan (terapi holistik).

29 May, 2007

Tidak haid selama 8 bulan dan ada kista di rahim

V 29 th, Jakarta. Berkunjung Minggu 22 Oktober 2006. Keluhannya ada kista dirahim, dan haid tidak lancar, pada saat datang haidpun sakit. Akhirnya haidpun sudah susah datangnya . Oleh karena itu agar bisa haid maka secara rutin minum obat siklus haid dari dokter. Namun makin lama tubuh terasa kurang nyaman, akhirnya rutinitas minum obat siklus haid tersebut dihentikan. Pada saat berkunjung tersebut, V sudah 8 bulan tidak haid, perasaan tubuh tidak nyaman, suka pegal-pegal, pada hal sebagai pasangan muda, ingin sekali segera punya momongan. Selama ini berobat jalan (dokter) dan paralel dengan terapi akupunktur.
Pada saat saya periksa tekanan darahnya, sistolik 107, diastolik 65, pulsa/menit 76. Kemudian getaran energi penyakit saya icoba rasakan dengan tapak tangan , setelah itu dilakukan terapi prana ditempat yang dirasakan bermasalah, juga uluhati dan pusar, prana kurang lebih 30 menit. Lalu asupan berupa racikan herbal diberikan, yaitu Pegagan, Sembung, J.hitam, Bidara Upas, T putih, Daun dewa, R. mutiara, Jombang, S nyawa, J belanda, untuk 2 minggu. Dianjurkan untuk menghindari makanan berlemak, daging merah (sapi,kambing), tape, durian, softdrink (fanta,cocacola,dll), makanan berpengawet, dan banyak makan sayur-sayuran/buah-buahan, minum air putih, serta olah raga teratur.

Dua minggu kemudian V datang lagi ke Bandung untuk terapi prana dan mengambil obat herbal untuk asupan 2 minggu berikutnya. Kemajuan yang dirasakan V , tubuhnya makin segar. Awal bulan Desember V memberi kabar bahwa dia tidak bisa datang ke Bandung karena haid. Dengan haid ini yang bersangkutan senang sekali namun juga cemas, karena haid tersebut sudah seminggu masih belum berhenti juga, dengan keyakinan yang ada herbalpun diminum terus, akhirnya setelah 10 hari haidpun berhenti. Terapi prana dan herbal terus berlanjut, dan pada haid selanjutnya Alhamdulillah sudah normal, namun setelah itu tidak ada komunikasi lagi, saya pikir V tersebut mungkin lagi sibuk, eh tidak lama kemudian (2 Maret 2007) datang sms dari V yang mengabarkan bahwa dia istirahat dahulu minum asupan herbal, karena sedang hamil, dan ucapan terimakasih karena merasa sudah dibantu. Subhanallah….

15 May, 2007

Diabetes, Kolesterol, Hipertensi dan Ginjal

Bpk Yono, 43 tahun, Bandung. Bertamu pada hari Minggu , tgl 15 April 2007, jam 11.00, dengan kondisi hasil checkup 11/4/2007sebagai berikut :
Hb 11,3 g/dl (rujukan 14,1-18,1),Kreatinin 2,01 mg/dl (rujukan <1,2),glukosa>240 ),Trigliserida 208 mg/dl (optimal <150,highrisk>200),Penglihatan kabur (tidak bisa melihat jam dinding), dan silau apabila kena cahaya matahari.
Tekanan darah sebelum diterapi, kondisinya diatas 180 (dicoba dengan tensimeter yang di set pada 180, masih naik dari batas tersebut). Kemudian dilakukan terapi prana pada bagian depan tubuh: lever dan limpa, diteruskan pada cakra jantung dan solar plexus, solar plexus dan pusar, dilanjutkan pada bagian belakang tubuh, lever, limpa, jantung, solar plexus, pusar dan ginjal, dengan harapan pemampatan energi pada organ bisa dibenahi dan keseimbangan energi bisa tercapai (konsep : penyakit timbul karena terjadi ketidakseimbangan energi). Asupan herbal diberikan dengan racikan ekstrak : P.Mayor, Aza.indica, Phaleria m, Phyll.u, K.angus,Blumea b, Guazuma u, Eleph.s,Tinos.c, Mahagoni, Gyn.p, Catharan. r, Andro.p, Nigella S, diminum 3x, pagi, siang dan malam sebelum makan dengan dosis sekali minum 8 kapsul (4 gram). Setiap minum herbal harus dengan 2 gelas air putih. Namun ditambah dengan asupan Hibiscus sadariffa, diminum tiap hari minimal 5 gram kering. Disertai diet terhadap makanan berlemak, manis-manisan, asin-asinan, serta daging merah.
Terapi prana dilakukan 15 April 2007, 16 April 2007, 17 April 2007 (proses terapi +/- 30 menit). Tgl 19 April 2007 checkup untuk periksa gula darah dengan hasil sebagai berikut :
Glukosa puasa 128 (rujukan 70-110 ; diagnosa DM > 125) Glucose urine : negatip , Glukosa 2 jam PP : 186 (rujukan <140)Glucose urine positip 1 Dari hasil terapi sejak tgl 15 April 2007 s/d 18 April 2007 terjadi perbaikan terhadap parameter diabetes, dan yang bersangkutan penglihatannya sudah tidak kabur seperti semula (sudah bisa melihat jam dinding). Oleh karena itu asupan herbal diteruskan dan terapi pranapun dilakukan sekali setiap 3 hari.
Hasil checkup tgl 2 Mei 2007 sebagai berikut :Hb 8,9 (rujukan 13.0 -18.0)Hematocrit 29 (rujukan 42.0 -50.0)Urine lengkap : warna, kuning; kejernihan, jernih; berat jenis, 1,017; pH urine, 6,0; protein, positip 1; glucose, positip 1; ketones, negatip; bilirubin, negatip; urobilinogen, normal; occult blood, positip 1; nitrite, negatip ; sediment : erythrocite , 2 - 4 ; leucocyte, 0 - 1 ; epithel, 1 - 3 ; casts, granular ; cast; crystals, negatip ; etc, negatip.Cholesterol total 198 mg/dl (rujukan, diinginkan <200).triglycerides>125), glucose urine positip 1Glukosa 2 jam pp 196 (rujukan <140), glucose urine positip 1

Analisa : Kolesterol jadi normal, glukosa darah masih belum stabil karena minum herbal dosisnya kurang (ada yang kelewat, tidak diminum). Hb turun dan kreatinin naik, berarti peradangan ginjal masih berlangsung. Oleh karena itu asupan sebelumnya tetap dilanjutkan, namun ditambah minum Imperata cylindrica dan Elephantophus scaber agar peradangan ginjal bisa teratasi.

05 May, 2007

Dokumentasi HERBA Juli 2006 : Pegagan VS Virus











Dokumentasi HERBA Juni 2006 : Terapi Parkinson
















Dokumentasi HERBA Oktober 2005






















METODA TERAPI

PENGOBATAN : Sinergi Terapi Prana /Tenaga Dalam dengan Herbal, menjanjikankah?
Ir. Ansuska Gumanti – Bandung, 22 Feb.2005

Back to nature



Untuk memelihara kesehatan, treatment kesehatan, kenapa harus kembali ke alam? Adakah sesuatu yang keliru? Tidak ada yang keliru, perkembangan teknologi kedokteran makin maju dan makin canggih kok. Hanya saja tidak semua problem kesehatan bisa tersolusi dengan efektif dan aman. Sudah umum diketahui bahwa obat-obatan kimiawi dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh para pasien, artinya efektifitasnya jelas, tidak diragukan lagi, namun efek sampingnya ternyata besar bagi sistem tubuh. Suatu problem disolusi tetapi dengan resiko akan timbul masalah baru, terutama sekali untuk penderita-penderita penyakit kronis dan komplikasi, oleh karena itu masyarakat negara-negara maju melirik kepada penggunaan obat-obatan dan cara-cara yang aman, yaitu yang alamiah. Alasannya? Jelas, yang alamiah adaptasinya tentu akan lebih gampang pada tubuh dan pemakaian dalam jangka panjang akan lebih aman tentunya, oleh karena itu gerakan kembali ke alam gencar dilakukan oleh masyarakat negara-negara maju, kalau demikian prospek terapi yang alamiah akan makin diminati karena sederhana, aman, dan murah.

Prana/Tenaga Dalam, apa itu?
Prana adalah adalah istilah sanskerta yang banyak digunakan oleh para yogi yang berarti energi vital atau daya hidup (Prana) sedangkan masyarakat China menamakannya Chi dan orang Jepang menyebutnya Ki.
Prana yang bagaimana? Apabila kita menatap kearah langit yang cerah dengan tatapan mata yang tidak fokus maka akan terlihat butiran-butiran kecil yang bergerak dengan kecepatan tertentu dan tidak saling bertabrakan, artinya geraknya sudah terpola sedemikian rupa, karena bergerak maka ada energi dan ada daya (power), nah itulah prana. Oleh karena itu prana tersebut universal, ada disekitar kita, ibarat kita berada atau tenggelam dilautan prana. Dengan demikian setiap kita bernafas maka prana akan memberikan porsi energi pada tubuh. Dengan hanya melatih kepekaan telapak tangan, mengaktifkan cakra telapak tangan, melatih sedikit konsentrasi, sudah cukup untuk bisa melakukan proyeksi prana untuk treatment kesehatan. Sumbernya ada dimana-mana, tidak perlu beli, sudah disediakan alam, tinggal gunakan,

Sedangkan Tenaga dalam adalah akumulasi tenaga bioelektrik tubuh, merupakan suatu tenaga cadangan yang dihimpun dari hasil olah nafas atau seni tata nafas yang dilatih sedemikian rupa (silat tenaga dalam, chikung, senam pernafasan, dll), baik dengan menggunakan pernafasan perut ataupun dengan pernafasan dada, sehingga dengan konsentrasi pikiran dapat disalurkan ketelapak tangan, maupun kelokasi-lokasi posisi tubuh yang diinginkan. Seberapa jauh konsentrasi akumulasi tenaga yang ada atau seberapa jauh kapasitas dari tenaga dalam tersebut, tergantung kualitas latihan dan jam terbang praktisi yang bersangkutan.

Jadi pengertian Prana dan Tenaga dalam itu similar, namun dengan perbedaan yang tipis, yaitu pada aplikasinya . Prana apabila ingin digunakan tinggal memproyeksikannya saja, tidak perlu menggunakan tenaga yang akan berakibat melelahkan bagi si praktisi, sedangkan Tenaga dalam apabila dibutuhkan akan mengurangi tenaga cadangan yang ada dan akan terasa lelah pada tubuh (lost energy). Terapi Prana / Tenaga dalam digunakan dari luar tubuh untuk mendapatkan manfaat pemulihan sistem tubuh yang bermasalah. Baik untuk pembenahan/pemulihan seluruh saraf-saraf tubuh, maupun pembenahan/pemulihan sistem organ tubuh. Akan lebih jelas lagi pada uraian dibawah ini.

Proses terapi penyembuhan
Tubuh manusia ditinjau secara metafisik terdiri dari lapisan-lapisan energi bioplasmik yang dinamakan aura. Bagi tubuh seseorang yang menderita penyakit maka aura yang bersangkutan tersebut akan terganggu, ada akumulasi energi penyakit ataupun energi negatif, daerah lokasi penyakit medan elektromagnetiknya terganggu. Kondisi ini tidak akan bisa dilihat dengan pandangan mata biasa tetapi hanya akan dapat diamati oleh para pewaskita atau dengan kamera foto khusus untuk aura (foto Kirlian) . Aura yang bermasalah tersebut akan terlihat oleh para pewaskita seperti contoh Gambar-1 Aura penderita, dan terlihat perbedaan bila dibandingkan dengan Gambar-2 Aura sehat. Aura sehat kelihatan bersih (aura penderita kelihatan kotor), tidak terkontaminasi dengan warna-warna kelabu, gelap ataupun hitam.
Medan energi penyakit tersebut dapat dirasakan getarannya oleh para praktisi (penghusada) Prana/Tenaga dalam, dan energi penyakit inilah yang dibenahi, disingkirkan ataupun dirontokkan oleh para penghusada, dengan proyeksi prana pada frekuensi-frekuensi tertentu sesuai dengan kebutuhan (hijau, orange, ungu, putih, dll) maupun kombinasi dengan impuls tenaga dalam (tembakan terhadap energi penyakit) agar mempercepat pembenahan.
Tahap awal yaitu dengan membersihkan jalur-jalur energi, dan cakra-cakra utama (konsep Cakra adalah merupakan peta titik-titik pusat energi yang ada pada tubuh manusia yang ditinjau secara metafisika dan telah dikenal oleh para Yogi sejak ribuan tahun lalu), selanjutnya pembenahan medan energi yang bermasalah, kemudian menormalkan atau menyeimbangkan kembali jalur-jalur energi tersebut, sehingga aura tubuhpun akan menjadi sehat kembali, dan tubuh fisikpun akan merasa kembali bugar.

Bagaimana dengan herbal?
Herbal yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan obat secara biologis alamiah gampang sekali beradaptasi dengan tubuh sehingga akan memberikan proses yang konstruktif bagi kesehatan. Khasiat tumbuhan obat yang bisa berfungsi sebagai anti inflamasi, anti toxic, analgesic, anti piretik, hemostatik, antibiotic, stimulant lever, membersihkan darah, anti virus, stimulant ginjal, diuretic, penghancur batu, stimulasi sirkulasi, anti koagulasi, hipotensif, hipoglicemic, dan lain-lain sangat menjanjikan untuk pengobatan penyakit kronis karena alamiah dan tidak mempunyai efek samping sepanjang dosis yang diberikan tepat alias tidak berlebihan dan tumbuhan obat yang diberikan tepat untuk penyakit yang diderita sang pasien.
Oleh karena itu setelah menjalani terapi Prana/Tenaga Dalam akan lebih baik mendapatkan asupan herbal yang sesuai dengan kondisi pasien.

Kesimpulan


Beberapa manfaat yang didapat dari sinergi terapi Prana/Tenaga dalam dengan Herbal sebagai berikut :

1. Pengobatan akan lebih efektif, optimal, karena dilakukan dari luar (Prana/Tenaga Dalam) dan dari dalam (herbal)
2. Kecepatan pemulihan akan lebih cepat.
3. Efektifitas herbal akan lebih baik untuk treatment penyakit, karena medan energi penyakit sudah dilemahkan dengan terapi Prana/Tenaga dalam.
4. Mendapatkan secara langsung transfer energi sehingga akan merasa lebih bugar.
5. Serba alamiah, aman dan nyaman.




Tulisan ini pernah dimuat di majalah HERBA , edisi April 2005