SOLUSI SEHAT DENGAN SELAC - HOLISTIK - EFEKTIF - ALAMIAH - AMAN

29 May, 2007

Tidak haid selama 8 bulan dan ada kista di rahim

V 29 th, Jakarta. Berkunjung Minggu 22 Oktober 2006. Keluhannya ada kista dirahim, dan haid tidak lancar, pada saat datang haidpun sakit. Akhirnya haidpun sudah susah datangnya . Oleh karena itu agar bisa haid maka secara rutin minum obat siklus haid dari dokter. Namun makin lama tubuh terasa kurang nyaman, akhirnya rutinitas minum obat siklus haid tersebut dihentikan. Pada saat berkunjung tersebut, V sudah 8 bulan tidak haid, perasaan tubuh tidak nyaman, suka pegal-pegal, pada hal sebagai pasangan muda, ingin sekali segera punya momongan. Selama ini berobat jalan (dokter) dan paralel dengan terapi akupunktur.
Pada saat saya periksa tekanan darahnya, sistolik 107, diastolik 65, pulsa/menit 76. Kemudian getaran energi penyakit saya icoba rasakan dengan tapak tangan , setelah itu dilakukan terapi prana ditempat yang dirasakan bermasalah, juga uluhati dan pusar, prana kurang lebih 30 menit. Lalu asupan berupa racikan herbal diberikan, yaitu Pegagan, Sembung, J.hitam, Bidara Upas, T putih, Daun dewa, R. mutiara, Jombang, S nyawa, J belanda, untuk 2 minggu. Dianjurkan untuk menghindari makanan berlemak, daging merah (sapi,kambing), tape, durian, softdrink (fanta,cocacola,dll), makanan berpengawet, dan banyak makan sayur-sayuran/buah-buahan, minum air putih, serta olah raga teratur.

Dua minggu kemudian V datang lagi ke Bandung untuk terapi prana dan mengambil obat herbal untuk asupan 2 minggu berikutnya. Kemajuan yang dirasakan V , tubuhnya makin segar. Awal bulan Desember V memberi kabar bahwa dia tidak bisa datang ke Bandung karena haid. Dengan haid ini yang bersangkutan senang sekali namun juga cemas, karena haid tersebut sudah seminggu masih belum berhenti juga, dengan keyakinan yang ada herbalpun diminum terus, akhirnya setelah 10 hari haidpun berhenti. Terapi prana dan herbal terus berlanjut, dan pada haid selanjutnya Alhamdulillah sudah normal, namun setelah itu tidak ada komunikasi lagi, saya pikir V tersebut mungkin lagi sibuk, eh tidak lama kemudian (2 Maret 2007) datang sms dari V yang mengabarkan bahwa dia istirahat dahulu minum asupan herbal, karena sedang hamil, dan ucapan terimakasih karena merasa sudah dibantu. Subhanallah….

15 May, 2007

Diabetes, Kolesterol, Hipertensi dan Ginjal

Bpk Yono, 43 tahun, Bandung. Bertamu pada hari Minggu , tgl 15 April 2007, jam 11.00, dengan kondisi hasil checkup 11/4/2007sebagai berikut :
Hb 11,3 g/dl (rujukan 14,1-18,1),Kreatinin 2,01 mg/dl (rujukan <1,2),glukosa>240 ),Trigliserida 208 mg/dl (optimal <150,highrisk>200),Penglihatan kabur (tidak bisa melihat jam dinding), dan silau apabila kena cahaya matahari.
Tekanan darah sebelum diterapi, kondisinya diatas 180 (dicoba dengan tensimeter yang di set pada 180, masih naik dari batas tersebut). Kemudian dilakukan terapi prana pada bagian depan tubuh: lever dan limpa, diteruskan pada cakra jantung dan solar plexus, solar plexus dan pusar, dilanjutkan pada bagian belakang tubuh, lever, limpa, jantung, solar plexus, pusar dan ginjal, dengan harapan pemampatan energi pada organ bisa dibenahi dan keseimbangan energi bisa tercapai (konsep : penyakit timbul karena terjadi ketidakseimbangan energi). Asupan herbal diberikan dengan racikan ekstrak : P.Mayor, Aza.indica, Phaleria m, Phyll.u, K.angus,Blumea b, Guazuma u, Eleph.s,Tinos.c, Mahagoni, Gyn.p, Catharan. r, Andro.p, Nigella S, diminum 3x, pagi, siang dan malam sebelum makan dengan dosis sekali minum 8 kapsul (4 gram). Setiap minum herbal harus dengan 2 gelas air putih. Namun ditambah dengan asupan Hibiscus sadariffa, diminum tiap hari minimal 5 gram kering. Disertai diet terhadap makanan berlemak, manis-manisan, asin-asinan, serta daging merah.
Terapi prana dilakukan 15 April 2007, 16 April 2007, 17 April 2007 (proses terapi +/- 30 menit). Tgl 19 April 2007 checkup untuk periksa gula darah dengan hasil sebagai berikut :
Glukosa puasa 128 (rujukan 70-110 ; diagnosa DM > 125) Glucose urine : negatip , Glukosa 2 jam PP : 186 (rujukan <140)Glucose urine positip 1 Dari hasil terapi sejak tgl 15 April 2007 s/d 18 April 2007 terjadi perbaikan terhadap parameter diabetes, dan yang bersangkutan penglihatannya sudah tidak kabur seperti semula (sudah bisa melihat jam dinding). Oleh karena itu asupan herbal diteruskan dan terapi pranapun dilakukan sekali setiap 3 hari.
Hasil checkup tgl 2 Mei 2007 sebagai berikut :Hb 8,9 (rujukan 13.0 -18.0)Hematocrit 29 (rujukan 42.0 -50.0)Urine lengkap : warna, kuning; kejernihan, jernih; berat jenis, 1,017; pH urine, 6,0; protein, positip 1; glucose, positip 1; ketones, negatip; bilirubin, negatip; urobilinogen, normal; occult blood, positip 1; nitrite, negatip ; sediment : erythrocite , 2 - 4 ; leucocyte, 0 - 1 ; epithel, 1 - 3 ; casts, granular ; cast; crystals, negatip ; etc, negatip.Cholesterol total 198 mg/dl (rujukan, diinginkan <200).triglycerides>125), glucose urine positip 1Glukosa 2 jam pp 196 (rujukan <140), glucose urine positip 1

Analisa : Kolesterol jadi normal, glukosa darah masih belum stabil karena minum herbal dosisnya kurang (ada yang kelewat, tidak diminum). Hb turun dan kreatinin naik, berarti peradangan ginjal masih berlangsung. Oleh karena itu asupan sebelumnya tetap dilanjutkan, namun ditambah minum Imperata cylindrica dan Elephantophus scaber agar peradangan ginjal bisa teratasi.

05 May, 2007

Dokumentasi HERBA Juli 2006 : Pegagan VS Virus











Dokumentasi HERBA Juni 2006 : Terapi Parkinson
















Dokumentasi HERBA Oktober 2005






















METODA TERAPI

PENGOBATAN : Sinergi Terapi Prana /Tenaga Dalam dengan Herbal, menjanjikankah?
Ir. Ansuska Gumanti – Bandung, 22 Feb.2005

Back to nature



Untuk memelihara kesehatan, treatment kesehatan, kenapa harus kembali ke alam? Adakah sesuatu yang keliru? Tidak ada yang keliru, perkembangan teknologi kedokteran makin maju dan makin canggih kok. Hanya saja tidak semua problem kesehatan bisa tersolusi dengan efektif dan aman. Sudah umum diketahui bahwa obat-obatan kimiawi dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh para pasien, artinya efektifitasnya jelas, tidak diragukan lagi, namun efek sampingnya ternyata besar bagi sistem tubuh. Suatu problem disolusi tetapi dengan resiko akan timbul masalah baru, terutama sekali untuk penderita-penderita penyakit kronis dan komplikasi, oleh karena itu masyarakat negara-negara maju melirik kepada penggunaan obat-obatan dan cara-cara yang aman, yaitu yang alamiah. Alasannya? Jelas, yang alamiah adaptasinya tentu akan lebih gampang pada tubuh dan pemakaian dalam jangka panjang akan lebih aman tentunya, oleh karena itu gerakan kembali ke alam gencar dilakukan oleh masyarakat negara-negara maju, kalau demikian prospek terapi yang alamiah akan makin diminati karena sederhana, aman, dan murah.

Prana/Tenaga Dalam, apa itu?
Prana adalah adalah istilah sanskerta yang banyak digunakan oleh para yogi yang berarti energi vital atau daya hidup (Prana) sedangkan masyarakat China menamakannya Chi dan orang Jepang menyebutnya Ki.
Prana yang bagaimana? Apabila kita menatap kearah langit yang cerah dengan tatapan mata yang tidak fokus maka akan terlihat butiran-butiran kecil yang bergerak dengan kecepatan tertentu dan tidak saling bertabrakan, artinya geraknya sudah terpola sedemikian rupa, karena bergerak maka ada energi dan ada daya (power), nah itulah prana. Oleh karena itu prana tersebut universal, ada disekitar kita, ibarat kita berada atau tenggelam dilautan prana. Dengan demikian setiap kita bernafas maka prana akan memberikan porsi energi pada tubuh. Dengan hanya melatih kepekaan telapak tangan, mengaktifkan cakra telapak tangan, melatih sedikit konsentrasi, sudah cukup untuk bisa melakukan proyeksi prana untuk treatment kesehatan. Sumbernya ada dimana-mana, tidak perlu beli, sudah disediakan alam, tinggal gunakan,

Sedangkan Tenaga dalam adalah akumulasi tenaga bioelektrik tubuh, merupakan suatu tenaga cadangan yang dihimpun dari hasil olah nafas atau seni tata nafas yang dilatih sedemikian rupa (silat tenaga dalam, chikung, senam pernafasan, dll), baik dengan menggunakan pernafasan perut ataupun dengan pernafasan dada, sehingga dengan konsentrasi pikiran dapat disalurkan ketelapak tangan, maupun kelokasi-lokasi posisi tubuh yang diinginkan. Seberapa jauh konsentrasi akumulasi tenaga yang ada atau seberapa jauh kapasitas dari tenaga dalam tersebut, tergantung kualitas latihan dan jam terbang praktisi yang bersangkutan.

Jadi pengertian Prana dan Tenaga dalam itu similar, namun dengan perbedaan yang tipis, yaitu pada aplikasinya . Prana apabila ingin digunakan tinggal memproyeksikannya saja, tidak perlu menggunakan tenaga yang akan berakibat melelahkan bagi si praktisi, sedangkan Tenaga dalam apabila dibutuhkan akan mengurangi tenaga cadangan yang ada dan akan terasa lelah pada tubuh (lost energy). Terapi Prana / Tenaga dalam digunakan dari luar tubuh untuk mendapatkan manfaat pemulihan sistem tubuh yang bermasalah. Baik untuk pembenahan/pemulihan seluruh saraf-saraf tubuh, maupun pembenahan/pemulihan sistem organ tubuh. Akan lebih jelas lagi pada uraian dibawah ini.

Proses terapi penyembuhan
Tubuh manusia ditinjau secara metafisik terdiri dari lapisan-lapisan energi bioplasmik yang dinamakan aura. Bagi tubuh seseorang yang menderita penyakit maka aura yang bersangkutan tersebut akan terganggu, ada akumulasi energi penyakit ataupun energi negatif, daerah lokasi penyakit medan elektromagnetiknya terganggu. Kondisi ini tidak akan bisa dilihat dengan pandangan mata biasa tetapi hanya akan dapat diamati oleh para pewaskita atau dengan kamera foto khusus untuk aura (foto Kirlian) . Aura yang bermasalah tersebut akan terlihat oleh para pewaskita seperti contoh Gambar-1 Aura penderita, dan terlihat perbedaan bila dibandingkan dengan Gambar-2 Aura sehat. Aura sehat kelihatan bersih (aura penderita kelihatan kotor), tidak terkontaminasi dengan warna-warna kelabu, gelap ataupun hitam.
Medan energi penyakit tersebut dapat dirasakan getarannya oleh para praktisi (penghusada) Prana/Tenaga dalam, dan energi penyakit inilah yang dibenahi, disingkirkan ataupun dirontokkan oleh para penghusada, dengan proyeksi prana pada frekuensi-frekuensi tertentu sesuai dengan kebutuhan (hijau, orange, ungu, putih, dll) maupun kombinasi dengan impuls tenaga dalam (tembakan terhadap energi penyakit) agar mempercepat pembenahan.
Tahap awal yaitu dengan membersihkan jalur-jalur energi, dan cakra-cakra utama (konsep Cakra adalah merupakan peta titik-titik pusat energi yang ada pada tubuh manusia yang ditinjau secara metafisika dan telah dikenal oleh para Yogi sejak ribuan tahun lalu), selanjutnya pembenahan medan energi yang bermasalah, kemudian menormalkan atau menyeimbangkan kembali jalur-jalur energi tersebut, sehingga aura tubuhpun akan menjadi sehat kembali, dan tubuh fisikpun akan merasa kembali bugar.

Bagaimana dengan herbal?
Herbal yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan obat secara biologis alamiah gampang sekali beradaptasi dengan tubuh sehingga akan memberikan proses yang konstruktif bagi kesehatan. Khasiat tumbuhan obat yang bisa berfungsi sebagai anti inflamasi, anti toxic, analgesic, anti piretik, hemostatik, antibiotic, stimulant lever, membersihkan darah, anti virus, stimulant ginjal, diuretic, penghancur batu, stimulasi sirkulasi, anti koagulasi, hipotensif, hipoglicemic, dan lain-lain sangat menjanjikan untuk pengobatan penyakit kronis karena alamiah dan tidak mempunyai efek samping sepanjang dosis yang diberikan tepat alias tidak berlebihan dan tumbuhan obat yang diberikan tepat untuk penyakit yang diderita sang pasien.
Oleh karena itu setelah menjalani terapi Prana/Tenaga Dalam akan lebih baik mendapatkan asupan herbal yang sesuai dengan kondisi pasien.

Kesimpulan


Beberapa manfaat yang didapat dari sinergi terapi Prana/Tenaga dalam dengan Herbal sebagai berikut :

1. Pengobatan akan lebih efektif, optimal, karena dilakukan dari luar (Prana/Tenaga Dalam) dan dari dalam (herbal)
2. Kecepatan pemulihan akan lebih cepat.
3. Efektifitas herbal akan lebih baik untuk treatment penyakit, karena medan energi penyakit sudah dilemahkan dengan terapi Prana/Tenaga dalam.
4. Mendapatkan secara langsung transfer energi sehingga akan merasa lebih bugar.
5. Serba alamiah, aman dan nyaman.




Tulisan ini pernah dimuat di majalah HERBA , edisi April 2005