SOLUSI SEHAT DENGAN SELAC - HOLISTIK - EFEKTIF - ALAMIAH - AMAN

15 January, 2010

Pasca stroke dengan SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure)

Stroke  merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker. Kasus stroke terjadi karena proses aterosklerotik dan akibat penyakit serebrovaskuler, seperti aterotrombosis, emboli, atau pendarahan intracranial. Faktor pemicunya adalah hipertensi dan hiperkolesterolemia. Apabila melihat faktor pemicunya tentu akan berhubungan dengan pola hidup yang dijalani oleh seseorang.

Tidak banyak yang bisa lolos dari kasus stroke ini dengan tanpa menderita kecacatan fisik.  Jadi pasca stroke akan memberikan resiko penderitaan yang berkepanjangan bagi penderita kasus stroke tersebut. Apalagi kasus ini biasanya akan muncul kembali atau berulang dalam tahun yang sama. Inilah tantangan bagi pegiat rehabilitasi para penderita stroke yang sampai saat ini tidak mudah untuk  memberikan solusi pemulihan 100 %, sementara itu penderita biasanya mengalami depresi karena lambatnya kemajuan pemulihan. Terutama sekali saat rehabilitasi pertama terasa perbaikan yang sangat berarti, namun pada rehabilitasi selanjutnya tidak terjadi perbaikan-perbaikan yang mereka harapkan, hal ini akan membuat penderita pasca stroke frustasi dan depresi.

Pasca stroke, kedua kaki lumpuh.
Tgl 4 November 2009, saya dikontak mantan rekan sekantor DA, 54 thn, Bandung, yang minta dibantu karena kaki kiri dan kanannya lumpuh akibat stroke. Awal Oktober 2009 yang bersangkutan kena stroke, tubuh sebelah kiri kaku, ditangani secara medis dan ahli pijat. Namun yang kiri belum pulih, pada awal November, tubuh sebelah kananpun ikut kaku pula alias strokenya menambah. Kondisi kaki lumpuh, tidak bisa bangun untuk berdiri dan berbicarapun sudah susah karena terasa kaku.

Tgl 5 Nov.2009, sekitar jam 17.00, sy coba terapi Selac (sinusoidal electro acupressure), ditotok dengan setrum,  merangsang titik-titik akupunktur yang ada dikepala, baik yang berhubungan dg saraf otak kanan maupun yang kiri. Titik akupunktur Baihui (Du20), Yin tang (Ex.), Feng chi (G20), Jian jing (G21), He gu (Li4), Shen men (H7), Nei guan (P6), Yang ling quan (G34),Zu San li (S36), Tai chong (Liv.3), San yin jiao (Sp6), kemudian seluruh ujung jari tangan dan jari kaki.

Proses terapi berlangsung selama satu jam, dan setelah diterapi yang bersangkutan mencoba berdiri namun belum berhasil, karena kaki masih belum cukup bertenaga, tetapi kemampuan untuk berbicara sudah lebih lancar. Agar pemulihan bisa lebih efektif, diberikan asupan herbal untuk diminum, yaitu Daun dewa (melancarkan sirkulasi dan bekuan darah), Pegagan (melemaskan kekakuan arteri), herbal pembakar lemak, dan herbal untuk anti hipertensi.  

Tgl 8 Nov. 2009, jam 12.40. terapi dilanjutkan. Sebelumnya tekanan darah diperiksa, sistolik 190, diastolik 98, impuls jantung 83 (pengukuran berlangsung dengan 3 siklus berulang / aritmia), tekanan darah tinggi.
Terapi dilakukan sekitar satu jam. Setelah itu yang bersangkutan mencoba berdiri, alhamdulillah, berdiri sudah berhasil, berarti tenaga sudah mengalir ke kaki. Tekanan darahpun diperiksa kembali, sistolik 178, diastolik 94, dan impuls jantung 74, dengan pengukuran hanya satu siklus tanpa pengulangan/tanpa aritmia, jadi tekanan darah berindikasi turun sedikit.
Pada terapi yang ketiga kali (minggu kedua) yang bersangkutan sudah bisa latihan  berjalan dengan alat bantu.  Selanjutnya terapi dilakukan dua kali seminggu dan dengan teratur minum herbal.

Alhamdulillah, teman saya ini sekarang  sudah bisa berjalan, tekanan darahpun sudah turun, sistolik 140, diastolik 80, impuls jantung 63 ( agak rendah), kemampuan berbicara sudah normal, namun bahu kiri masih terasa kaku, artinya masih perlu terapi lanjutan yang teratur, sehingga pemulihan secara keseluruhan bisa dicapai, insya Allah.  


Pasca stroke telah 10 tahun
1 Oktober 2009, berkunjung  ZN, Pria 59 tahun, Profesional, Jakarta. Sudah 10 tahun yang lalu menderita stroke,dibagian kiri tubuh, dan menderita cacat fisik karena stroke tersebut, yaitu bahu kiri kaku, tangan dan jari tangan kiri kaku, kaki kiripun kaku, sehingga berjalan kaki kirinya agak diseret.  Namun berbicara normal, dan tenaga tubuhpun baik.

Pengalaman rehabilitasi sudah banyak sekali yang ditempuh yaitu medis dan alternatif. Dari sisi medis, mengikuti program fisioterapi. Sedangkan Alternatif tersebut dari pijat, refleksi, tusuk jarum dan herbal. Menurut beliau untuk berobat  alternatif  dilakukan secara teratur, untuk pijat dan refleksi setiap minggu selama 2 bulan, tusuk jarum dan herbal, setiap minggu selama 4 bulan. Disamping itu beliau rajin olahraga jalan pagi. Namun semua yang telah diusahakan belum memberikan hasil yang maksimal sebagaimana keadaan semula.

Pada terapi SELAC yang pertama, ZN merasakan kekakuan tangan kiri serta jari-jarinya menjadi berkurang kakunya alias terjadi perbaikan yang signifikan menurut beliau. Oleh karena itu ZN setiap minggu datang untuk diterapi, serta teratur minum herbal untuk melancarkan sirkulasi tubuh. Namun  setelah itu, hampir 2 bulan belum kelihatan perubahan yang berarti, kecuali selalu merasa lebih segar setiap kali selesai diterapi. Tetapi setelah 2 bulan, pada terapi yang ke 10, terjadi perubahan yang berarti yaitu bahu kiri yang kaku sudah terasa longgar, demikian komentar beliau. Oleh karena itu ZN menaruh harapan besar dengan metoda terapi ini dengan masih mencoba mengikuti secara teratur terapi tersebut  setiap minggu. Semoga ZN diberikan kepulihan atas cacat yang telah dideritanya, amin.

Kesimpulan saya pada beberapa penderita pasca stroke, agar pemulihan lebih cepat dan memperkecil resiko cacat, sebagai berikut :

  • 1. Penderita pasca stroke akan terbantu dengan baik apabila penanganannya sesegera mungkin dan tepat.  Contohnya, kasus stroke sudah jelas merusak saraf otak, maka pembenahan selalu mengutamakan daerah kepala, pada titik-titik akupunktur yang terkait, agar penyumbatan-penyumbatan arteri ke otak sirkulasinya bisa dilancarkan. Kemudian dilanjutkan pembenahan pada titik-titik akupunktur lainnya, yang bisa membantu menormalkan kembali tekanan darah, sehingga pemulihan akan lebih baik dan meminimalkan resiko cacat.
  • 2. Penderita harus  punya semangat untuk melatih diri berjalan,   menggerakan tubuh dengan melakukan peregangan dan pelenturan agar kesatuan respon tubuh menjadi lebih baik.
Ansuska Gumanti
Jl. Muararajeun Kulon no.22, Bandung
022-70722466 / 0812 2024 270