SOLUSI SEHAT DENGAN SELAC - HOLISTIK - EFEKTIF - ALAMIAH - AMAN

14 September, 2011

Gempur Kanker dengan Listrik Statis

OLEH YUNI IKAWATI
Kanker hingga kini menjadi pembunuh nomor satu di dunia dan Indonesia. Berbagai upaya medis ditempuh untuk menaklukkannya, salah satunya dengan listrik statis berdaya rendah. Dalam uji coba, teknik ini bisa menyembuhkan tiga kasus kanker stadium lanjut.
 
Kanker atau tumor terbentuk akibat mutasi gen yang tak terkendali sehingga menjadi sel yang tidak diperlukan tubuh. Pertumbuhan kanker dapat berlangsung beberapa bulan hingga tahunan.
Selama ini, kanker sangat sulit dibasmi karena mekanisme kerja molekulernya yang rumit sehingga mampu menyebar atau bermetastatis ke bagian tubuh lain.
Berbeda dari sel normal, sel kanker dapat terus tumbuh atau bereplikasi. Sel kanker juga mampu menginvasi jaringan di sekitarnya dan membentuk anak sebar.
Karena sifatnya itu, beberapa obat antikanker dikembangkan, antara lain berdasarkan aktivitas molekuler dari sel kanker itu.
Selain itu, pada terapi banyak dilakukan pengangkatan jaringan kanker dikombinasi dengan kemoterapi. Namun, cara ini sering kali menimbulkan efek samping negatif, antara lain matinya sel normal pada tubuh dan meningkatnya keganasan sel itu.
Tahun lalu, pakar tomografi, Warsito Purwo Taruno, menemukan cara baru menaklukkan kanker, yaitu dengan medan listrik statis yang disebut electrical capacitance volume tomography (ECVT).
Di bidang medis, aplikasi teknologi tomografi yang dikenalkan tahun 1972 masih sebatas untuk pencitraan organ tiga dimensi. Namun, teknik ini mencapai pengembangan yang signifikan di tangan Warsito, doktor lulusan Universitas Shizuoka, Jepang.
Dalam kurun waktu 10 tahun sejak 1988, tomografi dapat dikembangkan dari yang semula dua dimensi statis menjadi dinamis. Lalu, dalam program postdoktoral di Ohio University selama lima tahun hingga 2003, Warsito berhasil menciptakan tomografi tiga dimensi yang statis dan dinamis.
Kembali ke Tanah Air, mulai tahun 2010, Warsito, yang kini staf ahli khusus Menristek, menerapkannya untuk terapi kanker. Menurut dia, ECVT dapat membunuh sel kanker melalui pancaran listrik statis yang terpancar secara terus-menerus. Gelombang listrik ini dapat mengganggu proses pembelahan sel kanker hingga menghancurkannya.
Hal ini telah dibuktikan melalui penelitiannya di laboratorium Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Percobaan pada sel kanker menunjukkan, ECVT dapat mematikan 30 persen sel kanker dalam waktu tiga hari.
Uji terbatas
Tahap selanjutnya, Warsito merancang prototipe untuk terapi kanker payudara. Alat terapi kanker payudara terdiri dari satu set pakaian menyerupai baju senam atau kutang dan satu panel kontrol elektronik yang terhubung ke elektroda.
Dalam pakaian berbahan khusus ini dipasang dua kutub elektroda yang ditempatkan di antara lokasi tumor atau kanker yang menjadi target. Elektroda tersebut dialiri listrik oleh panel kontrol elektronik berupa kotak kecil yang berisi baterai.
Dalam kondisi aktif, elektroda positif di satu sisi akan memancarkan gelombang listrik magnet yang kemudian ditangkap elektroda negatif di sisi lainnya. Pancaran gelombang listrik ini membentuk medan listrik di antara dua katoda. Karena berada di antara dua kutub elektroda itu, kanker akan terpengaruh oleh medan listrik itu.
Apa yang terjadi jika tumor dipengaruhi gelombang listrik statis itu? "Gelombang listrik ini akan memengaruhi pembelahan kromosom sel. Akibatnya, sel tumor itu tidak membelah, malah hancur," ujarnya.
Sejak Mei 2010
Terapi kanker dengan sistem listrik statis mulai dikembangkan pada Mei 2010. Alat ini telah diterapkan pada Juni 2010 untuk terapi kanker payudara stadiun empat yang telah bermetastasis atau menyebar ke kelenjar limpa.
Pasien bersangkutan bahkan telah divonis hanya dapat bertahan selama dua tahun. Untuk menangani kanker, pasien harus menjalani kemoterapi sembilan kali dalam setahun. Terapi ini sangat memberatkan karena sekali perawatan menelan biaya hingga Rp 28 juta. Namun, dengan terapi listrik statis ini, dalam waktu sebulan hasilnya telah negatif.
Alat ini juga telah menyembuhkan pasien kanker nesofarink stadium tiga setelah menjalani perawatan selama tiga bulan. Untuk itu, dirancang penutup kepala dan wajah. Pasien kanker rahim stadium 2-3 juga dapat disembuhkan. Untuk pasien ini dibuat pakaian berelektroda berupa celana dalam.
Dengan menggunakan pakaian yang dilengkapi elektroda pemancar gelombang listrik itu, terapi listrik statis bisa terfokus. Listriknya menggunakan arus tak langsung dan berdaya rendah, hanya 9 volt, dan dengan frekuensi antara 50 kilohertz dan 5 megahertz.
Teknik ini memiliki kelebihan lain, yaitu kecepatan pemindaiannya hanya memakan waktu seperseratus detik.
Terapi dengan alat ini berlangsung selama 24 jam nonstop selama sebulan hingga tiga bulan. Adapun untuk pencegahan, pemakaiannya delapan jam sehari.
Uji klinis
Keberhasilan Warsito dan timnya di Edwar Technology menyembuhkan tiga kasus kanker itu mendapat sambutan dari India, yang menawarkan kerja sama dalam melakukan uji klinis di Negeri Gajah itu.
Untuk uji coba itu disediakan 1.000 relawan. Langkah ini akan mengarah pada perolehan sertifikat dari Food and Drug Agency (FDA). "Jika sertifikat ini dapat diperoleh, akan terbuka aplikasi sistem terapi kanker ini di seluruh dunia," ujarnya. Jika berhasil, tahun depan India memesan 100.000 unit.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, menurut Warsito, harus dilakukan diagnosis kondisi tumor atau kanker, antara lain lokasi dan ukurannya. Dari hasil diagnosis itu baru didesain alat, posisi elektroda, dan komputasi optimal medan listrik yang akan dibangkitkan untuk mematikan kanker. Untuk itu, Warsito dan timnya tengah mengembangkan sistem diagnosis kanker dengan sistem yang sama berbasis tomografi.
Sumber : Kompas Cetak Jumat, 26 Agustus 2011

28 July, 2011

Kasus Fibromyalgia ( lanjutan )

Rabu 27 Juli 2011, jam 13.00, DM berkunjung  kembali untuk  konsultasi kesehatannya, sehubungan dengan fibromyalgia yang dideritanya. Dilaporkan oleh yang bersangkutan, bahwa sampai hari ini sudah tidak merasakan keluhan nyeri otot dan kaku-kaku, terutama  saat bangun tidur.  Aktifitas sehari-haripun sudah tidak ada keluhan, dan stamina tubuhpun baik.  Artinya, tidak terjadi kekambuhan penyakit, setelah menjalani proses terapi selama seminggu (28 Juni 2011 – 4 Juli 2011) yang lalu, alias pemulihan yang terjadi permanen. Alhamdulillah.

Kesimpulan : Proses terapi  Selac (sinusoidal electro acupressure) dan asupan obat tradisional (herbal), dalam waktu seminggu memberikan progress pemulihan untuk kasus Fibromyalgia, bisa diandalkan sebagai salah satu solusi kasus fibromyalgia, efektif, cepat, alamiah dan aman.

11 July, 2011

Herbal pendamping kemoterapi

Pagi hari ini, Senin 11 Juli 2011, saya dapat sms dari sahabat saya yang anaknya hari Sabtu kemarin dulu, 9 Juli 2011, telah menjalani kemoterapi, sebagai kelanjutan setelah dilaksanakannya operasi tumor payudara. Kabar gembira yang disampaikan sahabat saya tersebut karena anaknya (27 tahun) telah menjalani kemoterapi yang pertama, dan tidak mengalami keluhan akibat kemoterapi, seperti mual, konstipasi, pusing, diare,susah tidur, malahan nafsu makannya meningkat, dan hari ini ananda tersebutpun sudah bisa  mulai dengan aktifitas kerjanya di kantor. Kondisi ini karena yang bersangkutan disiplin dengan meminum herbal yang diberikan sebagai berikut  : Sarang semut, Rumput mutiara, Jamur kayu, Keladi tikus, Jintan hitam. Semua herbal ini adalah tumbuhan obat  yang banyak tumbuh dan mudah didapat  di Nusantara ini. Insya Allah akan menunjang efektifitas kemoterapi.
Semoga kemoterapi selanjutnya untuk ananda tersebut, lancar, aman dan sukses, amien. 

10 July, 2011

Kasus Fibromyalgia


Tanggal 27 Juni 2011 malam, saya dikontak sahabat saya untuk minta bantu solusi pengobatan keponakannya yang di diagnosa sakit Fibromyalgia oleh dokter di Amerika (menderita sakit sejak 7 bulan yang lalu) yang selama ini hanya diberi asupan pain killer, saya sanggupi untuk membantu solusi dengan metoda terapi yang saya kembangkan, insya Allah.
Secara umum gejala fibromyalgia ini adalah nyeri otot dan kaku yang biasa terjadi pada leher, pinggul, bahu, tangan, lutut, punggung atas dan dada , yang penyebabnya masih belum diketahui apakah dari bakteri ataukah virus. Penderita tidak bisa tidur nyenyak, karena akan merasa terganggu akibat rasa nyeri, sehingga saat waktu bangun pagi akan terasa tubuh lelah, otot-otot nyeri dan kaku. Oleh karena itu penderita setiap hari merasa tidak nyaman dan aktifitas kehidupan sehari-haripun akan terganggu.
Tgl 28 Juni 2011, DM, laki, 13 thn, berkunjung untuk terapi yang didampingi oleh sang ibu. Kebetulan DM hanya bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris saja, karena dibesarkan di New Jersey.
Keluhannya “joint pain, back pain, muscle pain” dan didiagnosa dokter Fibromyalgia. Keluhan telah berlangsung sejak 7 bulan yang lalu. Perawatan dilakukan dengan dokter dan terapi akupunktur.  Asupan obat dari dokter adalah Nabunetone, Azulfidine, Amitrips, Acetaminophen.
Terapi Selac (sinusoidal electro acupressure) dilakukan pada daerah kepala, leher, bahu, tangan dan kaki, kurang lebih 20 menit. Setelah terapi DM mencoba menggerakan kaki kanannya kedepan, menendang kedepan, sebelum diterapi kaki tersebut terasa nyeri namun sekarang  sudah tidak terasa nyerinya. Mungkin ini sebagai pertanda proses terapi Selac akan bermanfaat untuk pemulihan fibromyalgia.  Asupan herbal diberikan Pegagan, Mahkota Dewa,  Kombinasi (akar sidaguri,sambiloto,mahkota dewa,kompri)  serta Tripang. Tujuannya mengatasi nyeri, arthritis, dan meningkatkan daya tahan tubuh  terhadap bakteri atau virus, dan alergi.
Terapi dilanjutkan tgl 30 Juni 2011 s/d tgl 4 Juli 2011, terapi Selac 1x sehari. Proses pengobatan berlangsung seminggu. Dilaporkan oleh DM, bahwa kondisi tidur sudah nyenyak, tenaga sudah pulih, bangun tidurpun sudah tidak terasa nyeri otot dan kaku. Namun asupan herbal dan tripang tetap diberikan untuk 2 minggu kedepan.
Kesimpulan : Proses pemulihan Fibromyalgia ini dengan metoda Selac (sinusoidal electro acupressure) dan obat tradisional, hanya dalam waktu seminggu relative sangat cepat, namun masih perlu diamati dalam waktu seminggu dan 2 minggu kedepan, apakah penyakit  tersebut kambuh. Apabila pemulihan bisa permanen maka metoda terapi ini bisa diandalkan untuk salah satu solusi fibromyalgia,  yang berproses secara alamiah.
Ansuska Gumanti
Muuararajeun Kulon no. 22 , Bandung
022-7101921, 0812 2024 270

14 May, 2011

Miom di dinding rahim

Pada hari Rabu, 11 Mei 2011, jam 19.30, berkunjung ibu NS, 46 th, Pontianak. Keluhannya  nyeri  pada perut  bagian bawah, mulai terasa sakit sejak 3 bulan lalu. Ibu tersebut berdasarkan pemeriksaan para dokter di Rumah Sakit Normah Kuching, Malaysia, menderita miom yang menempel  di dinding rahim. Apabila dioperasi maka rahimnya pun harus diangkat, maka disarankan oleh dokter di Rumah Sakit Normah tersebut agar tidak dioperasi, karena apabila tiba pada masa menopause miom tersebut akan hilang dengan sendirinya.  Untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri digunakan  obat analgesik,  anti nyeri alias penahan sakit. Jadi setiap merasakan nyeri selalu minum obat analgesik. Disamping itu daerah perut bawah tersebut terasa mengeras, dan tekanan darahpun tinggi, mungkin akibat berkembangnya miom.  Beliau mencoba meminum minuman Keladi tikus dan Kunir putih yang didapatkan pada penjual herbal di Pontianak, diminum selama kurang lebih 1 bulan.  Manfaat  positif yang dirasakan menurut ibu NS adalah rasa mengeras didaerah perut tersebut berubah jadi melunak.   Namun rasa nyeri masih tetap ada dan timbul bentol-bentol merah dan gatal, sehingga mengganggu kenyamanan tubuh sehari-hari.
Kebetulan pada saat ibu NS berkunjung, sedang merasakan nyeri disekeliling perut bagian bawah. Sebelum diterapi , ibu NS periksa gula darah dulu, karena khawatir dulu gula darah pernah agak tinggi, namun setelah diperiksa gula darahnya di level  95 mg/dL (normal). Sedangkan tekanan darah (menggunakan AND digital meter) sistolik di level 186 , diastolik dilevel  115. Kemudian dilanjutkan dengan terapi SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure), yang memanfaatkan energi elektrostatik pada titik-titik akupunktur, yang fokus utamanya didaerah perut bawah, selama kurang lebih 25 menit.  
Setelah diterapi ibu NS merasakan tubuh lebih nyaman dan rasa nyeri didaerah perut bawah hampir tidak terasa.  Kemudian ibu NS diberikan asupan herbal kombinasi (Keladi tikus, Sambiloto, Jombang, Daun Dewa, Mahkota Dewa, Bidara Upas,Rumput Mutiara), Ganoderma, Jinten hitam  dan Tapak Dara. Kamis pagi jam 09.00, ibu NS diperiksa tekanan darahnya , sistolik dilevel 165, diastolic dilevel 102. Berarti tekanan darahnya turun dibandingkan sebelumnya (Rabu malam), walaupun masih tinggi. Disamping itu sudah tidak terasa gatal ditubuh, dan rasa nyeripun sudah berkurang jauh. Kemudian terapi SELAC pun dilanjutkan sekitar 20 menit. Setelah itu ibu NS melanjutkan perjalanannya ke Jakarta untuk kembali ke Pontianak.
Hari Sabtu, 14 Mei 2011, jam  14.15 saya coba kontak ibu NS via sms untuk menanyakan kondisi beliau, apakah rasa nyeri dibawah perut kambuh lagi? Alhamdulillah, rasa nyeri tidak kambuh seperti sebelumnya, karena rasa nyeri  tersebut  sudah berkurang jauh,  dan sudah tidak perlu minum obat analgesik lagi. Semoga ibu NS dalam 3-4 bulan miomnya sudah bisa teratasi dan pulih.
Kesimpulan :
Rasa nyeri akibat berkembangnya miom bisa terbantu efektif dengan terapi  SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure), yang memanfaatkan energi elektrostatik pada titik-titik akupunktur. Dengan dibantu asupan herbal yang sesuai, insya Allah harapan pemulihan miom di dinding rahim akan berjalan efektif, alamiah dan aman. Apalagi bila terapi dilakukan secara intensif, kecepatan pemulihanpun akan lebih efektif lagi.

Status miom :

Tgl 7 Juli 2011 jam 07.55 saya menerima sms dari ibu NS yg mengabarkan bahwa beliau telah memeriksa ulang ke Rumah Sakit di Kuching pada tgl 30 Juni 2011, hasilnya miom yang ada di rahim telah mengecil sepanjang 2 cm, alhamdulillah.... dan ibu NS ingin melanjutkan herbal yang diminum agar pulih dari miom, dan jam 10.15 hari ini Kamis, 7 Juli 2011 asupan herbal tersebut telah diterima oleh putri beliau untuk dikirimkan ke Pontianak.  Semoga cepat pulih, amien.

Ansuska Gumanti
Jl. Muararajeun Kulon no.22, Bandung
022-707 22466 atau 0812 2024 270

03 May, 2011

Kasus usus buntu (appendicitis) tersolusi tanpa operasi

Penyakit usus buntu akut adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu secara mendadak yang umumnya menyebabkan rasa sakit sekali. Biasanya penyebab radang usus buntu akut ini adalah karena infeksi bakteri dan gangguan makanan yang sulit dicerna.

Gejalanya :

  • 1.      Rasa sakit diseluruh perut , terutama dilokasi usus buntu yang posisinya disebelah kanan perut, antara tulang pinggul dan pusar.

  • 2.      Dinding perut dilokasi usus buntu menjadi lunak.

  • 3.      Dinding perut sebagian keras dan sebagian lunak akibat kontraksi.

  • 4.      Terasa sakit saat batuk maupun menghela nafas.


Solusi kasus diatas dengan cara kedokteran konvensional adalah dengan operasi, karena bila tidak ditangani secara cepat bisa mengancam jiwa penderita. Namun solusi tanpa operasi memungkinkan pulih total dengan cara SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure). Beberapa contoh kasus yang pernah ditangani  sebagai berikut :


  • Kamis, 19 Agustus 2010, jam 21.00 (saat bulan Ramadhan) dikunjungi Bapak Dt.S, 85 tahun, Bandung. Mengeluh karena terasa sakit sekali didaerah perut sebelah kanannya, tertekan tangan sedikit saja terasa sakitnya luarbiasa. Padahal anaknya yang juga dokter (1 org dokter umun, 1 org dokter spesialis) telah menyarankan untuk segera diperiksa dan dioperasi, namun beliau bertahan untuk tidak dioperasi karena faktor usia. Pada waktu itu beliau minta agar bisa diterapi tanpa terasa sakit, karena saat itu beliaupun sudah merasa sakit sekali . Saya sanggupi keinginan tersebut agar terapi dilakukan dengan tanpa terasa sakit. Kemudian Bapak Dt.S sambil berbaring saya terapi didaerah belakang dan depan (pada gambar, titik terapi berwarna merah) kurang lebih 10 menit. Setelah itu saya minta beliau duduk dan Bpk Dt.S Nampak tersenyum, tidak meringis lagi karena kesakitan. Alhamdulillah, kasus usus buntu Bapak Dt.S tersolusi.  Kemudian saya berikan asupan anti radang dan bengkak yaitu Sambiloto (Andrographis Paniculata) dan Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa) untuk diminum selama 2 minggu. Besoknya, Jumat jam 21.00 , diperiksa dan diterapi kembali, sudah tidak terasa keluhan pada perut sebelah kanan, walaupun dicoba ditekan dengan tangan. Alhamdulillah, mungkin hikmah Ramadhan yang diperoleh beliau, bebas kasus usus buntu akut.  Bapak Dt.S , sampai dengan tulisan ini dibuat, kondisinya Alhamdulillah sehat, belum ada keluhan seperti sebelumnya.

  • Pada Senin 11 Oktober 2010, jam 08.00, dikunjungi A, 16 tahun, wanita, siswa SMU,Bandung. Sebelumnya orang tua yang bersangkutan menilpon saya (Minggu malam) untuk minta bantu solusi buat anaknya, perut sebelah kanan terasa keram, dan anaknya disarankan oleh dokter harus segera dioperasi usus buntu, berdasarkan hasil indikasi foto, tanda Mc.Burney “positip”.  Kemudian A diterapi oleh nyonya Ansuska kurang lebih 15 menit, dan Alhamdulillah A sudah merasa bebas pada keluhan diperutnya. Seperti biasa, A diberikan asupan Sambiloto (Andrographis Paniculata) dan Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa) untuk diminum selama 2 minggu. Hari Rabu, A berkunjung kembali untuk diperiksa dan diterapi.  Keluhan keram perut sebelah kanan sudah tidak ada, ditekanpun perut yang bersangkutan tidak terasa sakit lagi.  Alhamdulillah, sampai dengan tulisan ini dibuat, belum ada keluhan yang sama pada A, alias telah terhindar dari kasus peradangan usus buntu.

  • Pada Sabtu 30 Oktober 2010, jam 08.00 , dikunjungi Ny.E, 36 tahun, ibu rumahtangga, Bandung. Keluhan perut sebelah kanan sakit. Sebelumnya suami Ny.E , Jum’at  jam 19.00 menilpon saya, memberi tahu bahwa isterinya sekarang sedang di rumah sakit, siap untuk dioperasi usus buntu, namun sejak siang dokternya masih belum datang. Sang suami menanyakan apakah saya  bisa membantu kasus usus buntu akut? Saya jawab, insya Allah, saya sudah punya pengalaman dengan kasus usus buntu akut tanpa operasi. Oleh karena itu kemudian sang suami tersebut membawa isterinya pulang alias keluar dari rumah sakit.Dari data pemeriksaan foto radiologi  yang ada (dari rumah sakit), Ny.E mendapat kesan “Lesi tubuler, blind end, aperistaltis, dengan diameter = 0.71 mm, pada region Mc. Burney, cenderung gambaran appendicitis akut “. Jadi jelas kasusnya usus buntu akut. Terapi dilakukan seperti cara diatas, sekitar 20 menit. Alhamdulillah, rasa sakit diperut sebelah kanan ny.E telah berkurang. Kemudian ny.E diberikan asupan Sambiloto (Andrographis Paniculata) dan Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa) untuk diminum selama 2 minggu. Pemeriksaan dan terapi, masih dilanjutkan hari Minggu, Senin, dan Selasa. Pada hari Selasa , Ny. E sudah tidak merasakan lagi keluhan pada perutnya, dan sampai saat tulisan ini dibuat yang bersangkutan belum pernah merasakan keluhannya semula.

Kesimpulan :
Dengan hasil terapi diatas, dari usia tua sampai dengan muda untuk kasus radang usus buntu akut, terapi SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure) memberikan prospek pemulihan yang luar biasa, karena cepat, alamiah dan aman, dan tanpa harus operasi.
Ansuska Gumanti
Jl. Muararajeun Kulon no.22
022-710 1921, 0812 2024 270

01 May, 2011

Setelah terapi, level asam urat malahan naik, kenapa?


Minggu 24 April 2011, jam 12.20 dikunjungi, A, Laki, 49 thn, Profesional, Bekasi. Keluhannya Asam urat tinggi. Biasanya ditanggulangi dengan meminum allopurinol. Langkah pertama sebelum terapi dilakukan pemeriksaan darah , untuk Asam urat, terbaca 8.7 mg/dL , level tinggi (Laki 3.5 – 7.2 mg/dL) .
Kemudian dilakukan terapi SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure), yang memanfaatkan energi elektrostatik pada titik-titik akupunktur, dengan fokus memperbaiki meridian ginjal, dan meridian lainnya, dibagian depan dan belakang tubuh, kurang lebih 25 menit. Setelah terapi, jam 13.00 Asam urat diperiksa kembali, terbaca  9.2 mg/dL (UA Sure, Blood Uric Acid Monitoring System), berarti Asam urat malahan naik 0.5 poin, kenapa?. Bpk A melihat ini dengan enteng berkomentar  “sebelumnya hasil proses makanan didalam tubuh belum maksimum untuk Asam urat” karena sebelum diterapi beliau ini telah makan siang (makan enak) dahulu . Kebetulan bpk A tersebut adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam, jadi tentu mengerti baik mengenai proses-proses ditubuhnya. Seandainya tidak diterapi, tentu level asam uratnya akan naik lebih tinggi lagi.
Oleh karena itu saya sarankan untuk terapi tambahan . Terapi dilakukan pada titik2 akupunktur dijari kaki dan tangan, sekitar 15 menit. Kemudian periksa darah lagi untuk Asam urat, dan terbaca 8.0 mg/dL, berarti turun 1.2 poin. Alhamdulillah.

Kesimpulan :
1. Perlu memperbaiki pola makan bagi penderita Asam urat
2. Manfaat terapi memperbaiki kualitas darah.
3. Terapi secara intensif, fokus memperbaiki fungsi ginjal, agar kemampuan menyaring asam purin menjadi normal, insya Allah akan memberikan kepulihan bagi penderita asam urat.

Ansuska Gumanti
Jl. Muararajeun Kulon no.22, Bandung
022-707 22466 / 0812 2024 270

17 April, 2011

Asam Urat tinggi, turun 1.9 poin, 1x terapi


Sabtu 16 April 2011, jam 09.50 dikunjungi, MM, Laki, 55 thn, Profesional, Pontianak. Keluhannya tekanan darah tinggi. Langkah pertama sebelum terapi dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan pengukur tekanan darah digital (AND), namun pengukur tekanan looping terus dan tekanan tidak terukur. Berdasarkan pengalaman saya, kondisi ini aritmia jantung dan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu dilanjutkan memeriksa darah , jam 10.43, gula darah terbaca 104 mg/dL, normal, Kolesterol terbaca 181 mg/dL, normal, dan Asam Urat 8.9 mg/dL , tinggi (Laki 3.5 – 7.2 mg/dL)
Asam urat levelnya tinggi, terapi SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure), yang memanfaatkan energi elektrostatik pada titik-titik akupunktur, dilakukan dengan fokus memperbaiki meridian ginjal didaerah pinggang belakang , dan meridian lainnya pada jari kaki dan tangan. Setelah 25 menit diterapi, kembali asam urat diperiksa, terbaca pada digital meter  7.0 mg/dL. Asam urat turun 1.9 poin. Artinya kualitas darah diperbaiki dari kotoran kelebihan kadar asam urat.
Selanjutnya yang bersangkutan, diberikan asupan herbal untuk menurunkan tekanan darah, asam urat, dan memperbaiki fungsi ginjal. Dengan harapan dalam seminggu kemudian sudah ada perbaikan yang berarti pada tekanan darah dan jantung. Insya Allah.

Ansuska Gumanti
Jl. Muararajeun Kulon no.22, Bandung
022-707 22466 / 0812 2024 270

16 April, 2011

Diabetes, Asam urat tinggi, turun setelah terapi SELAC

Jum’at 15 April 2011, jam 13.00, dikunjungi, IS, wanita, 54 thn, Profesional, Bandung. Keluhan gula darah dan asam urat tinggi, tubuh suka terasa kaku. Sebelum diterapi SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure), yang memanfaatkan energi elektrostatik pada titik-titik akupunktur, kondisi darah diperiksa dengan digital meter. jam 13.12, Gula darah terbaca 151 mg/dL (dengan One touch ultra easy,), level gula darah tinggi (normal,maks.140 mg/dL). Asam urat terbaca 7.1 mg/dL (UA Sure, Blood Uric Acid Monitoring System), level asam urat tinggi (normal maks.6.0 mg/dL). Setelah diterapi selama 25 menit, kondisi darah diperiksa kembali dengan digital meter yang sama. Gula darah terbaca 112 mg/dL, turun 39 poin, level menjadi normal. Asam urat terbaca 6.1 mg/dL, turun 1.0 poin, level hampir normal. Berarti kualitas darah menjadi lebih baik setelah diterapi, dan tubuh yang bersangkutanpun terasa lebih ringan.

Apabila 1x terapi SELAC memberikan manfaat memperbaiki kualitas darah, berarti sirkulasi darah akan lebih lancar, dan kekakuan tubuhpun terbenahi, sehingga tubuh akan menjadi lebih bugar.

Prospek pemulihan penyakit-penyakit kronis dengan metoda SELAC (paten terdaftar di DJHKI dengan no. S00201100001 ) ini akan memberikan manfaat yang positif, efektif, alamiah dan aman, apalagi bila dikombinasi dengan asupan tumbuh-tumbuhan obat (herbal) yang sesuai  dengan kasusnya, akan memberikan sinergi pemulihan yang optimal, seperti kasus Alzheimer, Arthritis, Asthma, Autis, Autoimmune, Gangguan tulang belakang,  Bronchitis, Kolesterol, Flu batuk, Sembelit, Jantung koroner, Kista, Diabetes, Gangguan pencernaan, Ketergantungan obat, Endometriosis, Gangguan mata, Hepatitis, Hipertensi, Hipotensi, Insomnia, Gangguan Ginjal dan Kandung kemih, Gangguan Hati dan Empedu, Migren, Keram otot, Gangguan saraf, Kegemukan, Osteoporosis, Parkinson, Rematik, Sinusitis, Stroke, Tumor/Kanker, Vertigo. Insya Allah.

Ansuska Gumanti
Jl. Muararajeun Kulon no.22, Bandung
022-707 22466 / 0812 2024 270