SOLUSI SEHAT DENGAN SELAC - HOLISTIK - EFEKTIF - ALAMIAH - AMAN

07 June, 2015

SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure) Therapy

Kilas balik pengobatan RP (Retinitis Pigmentosa) selama tahun 2014

Mengamati dan meninjau kembali perkembangan pengobatan Retinitis Pigmentosa di klinik kami selama tahun 2014, agar bisa memberikan solusi yang lebih baik di tahun 2015 ini, kami dapatkan sebagai berikut :

  • Keluhan para penderita RP (Retinitis Pigmentosa) belum tentu sama satu dengan yang lainnya. Ada yang pandangan samping makin menyempit, namun pandangan depan masih baik, dan ada yang pandangan samping serta pandangan depannya terganggu,  tetapi ada pula yang  hanya pandangan depannya saja yang bermasalah. 
  • Karakter dari para penderita RP juga tidak sama. Pengamatan kami pada puluhan orang  penderita RP, kebanyakan mereka mempunyai masalah pada sirkulasi jantung, ginjal, pencernaan, dan hati. Tanpa memperbaiki masalah-masalah tersebut maka tidak akan ada kemajuan yang berarti untuk perbaikan penglihatan mata.
  • Perbaikan-perbaikan pada metoda pengobatan yang selalu dilakukan selama tahun 2014,  memberikan prospek yang jauh lebih baik dari pada sebelumnya bagi penderita RP.
Salah satu contoh pengalaman pengobatan RP yang kami lakukan kepada bapak  AC, 52 tahun, domisili Jakarta. Keluhan RP (sesuai diagnosa dari Rumah Sakit Mata), pandangan mata kabur, pandangan hanya berjarak  5 meter, tidak bisa nonton televisi, tidak bisa membedakan uang kertas 100,000 rupiah dengan uang kertas 10,000 rupiah, tidak bisa melihat jarum jam tangan yang dipakainya. Menempuh pengobatan sejak 12 Agustus 2014  s/d  3 September 2014 , mendapatkan 50x terapi, dengan “nanocurrent pen”. Menurut bapak AC , penglihatannya sudah terbantu 70 %, jarak pandangnya bertambah sejauh 20 meter, sudah bisa menonton televisi , sudah bisa membedakan uang kertas rupiah, dan sudah bisa melihat jarum jam tangan, dan yang penting lagi adalah beliau terlepas dari rasa stress berkepanjangan dari ancaman kebutaan. Pada Sabtu sore,22 Nopember 2014, saya coba kontak bapak AC untuk mengetahui status yang berkenaan dengan hasil pengobatan matanya apakah ada kemunduran atau tidak, bapak AC  memberikan konfirmasi bahwa penglihatan matanya tidak mengalami kemunduran,  dan beliau merencanakan akan melanjutkan terapi tambahan lagi  bila  kondisi waktunya sudah memungkinkan. 
  • Dengan berkembangnya pengamatan dan perbaikan-perbaikan metoda pengobatan RP yang kami lakukan selama 3 tahun terakhir ini, serta didukung dengan metoda pengobatan yang holistik, akan memberikan solusi yang menjanjikan bagi penderita RP, Insya Allah.

Jantung koroner, nyeri dada kiri menguap setelah 3x terapi


Status pasien N, laki, 51 thn, Jakarta, menderita jantung koroner pada beberapa titik di 3 saluran (arteri), 1 titik menyumbat 100%, 2 titik menyumbat 90%, 1 titik 80%, dan 2 titik 70% (berdasarkan hasil foto koroner angiogram, lihat gambar). Dokter menyarankan harus segera dilakukan tindakan bypass.


Telah dicoba dengan terapi EECP (Enchanced External Counterpulsion) sebanyak 36x (1 bulan) namun kemajuannya hanya 4 %. Kondisi fisik belum dirasakan berubah, cepat lelah, bila berjalan tidak bisa jauh/lama, terasa lelah dan nyeri di dada sebelah kiri.


Sabtu 5 April 2014, jam 09.11 yang bersangkutan saya periksa secara kualitatif dengan quantum magnetic resonance analyzer, Coronary Artery Elasticity- nya memang rendah, artinya terjadi penyumbatan serius di arteri koroner . Untuk menanggulangi kasus jantung koroner tersebut direncanakan 3x terapi, dengan jeda waktu 2 jam untuk setiap kali terapi. Terapi pertama dilakukan totok setrum elektrostatik dengan jari pada seluruh jalur organ (jari kaki dan tangan), selanjutnya didaerah dada untuk sirkulasi jantung. Terapi selesai dalam 15 menit. Selanjutnya diberikan asupan herbal pembakar lemak dan sirkulasi jantung. Dua jam kemudian, kembali dilakukan terapi yang sama seperti diatas, yaitu terapi yang kedua. Setelah terapi kedua selesai, pasien diminta untuk melakukan aktifitas jalan kaki untuk mengetahui kondisi fisik yang bersangkutan.


Sebelum melakukan terapi yang ketiga, pasien memberikan laporan bahwa setelah jalan kaki selama 7 menit, masih terasa letih dan dada kiri terasa nyeri. Oleh karena itu pada terapi ketiga dimulai terapi kombinasi dengan menggunakan alat “nanocurrent pen” untuk titik ginjal di tapak kaki, dan beberapa titik diarea dada/jantung. Terapi ketiga selesai dalam waktu 12 menit, dan pasien saya anjurkan untuk mencoba naik-turun tangga (3 lantai) untuk mengetahui pengaruh hasil terapi terhadap fisik. Setelah dicoba oleh pasien untuk naik-turun tangga, tidak terasa letih dan tidak terasa lagi nyeri di dada kiri, hanya jantung berdebar-debar. Alhamdulillah, ada perbaikan pada arteri koroner karena rasa nyeri di dada kiri sudah tidak dirasakan.



Minggu 6 April 2014, jam 09.54 yang bersangkutan saya periksa kembali secara kualitatif dengan quantum magnetic resonance analyzer, Coronary Artery Elasticity- nya ada kemajuan 15 poin, dan Stroke Volume membaik (dari warna kuning, berubah jadi biru). Kemudian mulai diterapi kembali dengan rencana terapi 3x sehari. Terapi dilakukan dengan totok setrum dengan jari, dan dikombinasi menggunakan “nanocurrent pen”. Terapi tahap pertama selesai 15 menit. Setelah 2 jam, terapi kedua dilakukan dengan cara yang sama. Demikian pula terapi ketiga. Setelah terapi ketiga sang pasien mencoba naik-turun tangga (3 lantai) 3x bolak-balik, tanpa terasa letih ataupun nyeri di dada kiri, hanya jantung berdebar lebih kencang, artinya secara fisik ada perbaikan yang berarti, karena rasa nyeri di dada kiri tidak muncul. Kami amati kondisi yang bersangkutan sampai hari ini (Rabu, 9 April 2014), sang pasien tidak merasakan lagi keluhan nyeri di dada kiri, ataupun dada berdebar-debar, ataupun rasa cepat letih seperti sebelumnya.
Namun demikian progress diatas masih perlu perawatan lanjut, untuk beberapa kali terapi lagi, sampai dengan kondisi kasus jantung koroner tersebut benar-benar sudah aman alias sudah tidak beresiko lagi bagi yang bersangkutan.
Kesimpulan :
SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure) dengan “Nanocurrent Pen” yang kami kembangkan sendiri memberikan prospek yang sangat berarti untuk solusi penderita jantung koroner, hanya dalam waktu relatif cepat, singkat, rasa nyeri di dada kiri bisa diatasi (hanya dalam sehari). Walaupun masih perlu konfirmasi pemeriksaan foto koroner angiogram untuk mengetahui sampai seberapa jauh kondisi koroner pasien bisa terbantu, namun prestasi terapi ini sangat menjanjikan bagi penderita jantung koroner, sebelum memutuskan untuk pasang ring atau bypass. Sangat efektif, cepat, murah, alamiah, dan aman. Insya Allah.

Kontak: Ir.Ansuska Gumanti, 022-7101921,0812 2024 270,0818 43 7557
Praktek : Bandung (Jl. Muararajeun Kulon no.22) dan Jakarta (Jl. Keselamatan I no.15, Saharjo, Tebet, Jaksel)
Bandung : Senin-Kamis (09.00 -18.00), Jum'at (08.00 - 11.00)
Jakarta : Sabtu (08.00 - 18.00), Minggu (08.00 - 16.00)