Berdasarkan
pengamatan TERAPI RP di klinik kami terhadap 31 orang penderita RP
(sampai dengan akhir Mei 2013). Usia 6,5 tahun sampai dengan 59 tahun (11
wanita, 20 Pria). Sebagian besar mengalami riwayat benturan di kepala. Hanya 2
orang pasien RP wanita (bersaudara), dan 1 orang pasien RP pria yang mempunyai
tendensi genetika. Kebanyakan para penderita RP yang datang berobat, sebelumnya
sudah berupaya kesana-kemari berobat (beberapa orang sudah pernah
berobat ke Singapura dan Cina), hasil tidak memadai, bahkan penyakit berkembang
terus makin serius, sehingga mengakibatkan semangat juang untuk berobatpun sebenarnya
sudah menurun, apalagi di dunia kedokteran mata modern masih belum ada obatnya.
Asumsi saya sebagai penyebab kasus RP tersebut, karena terjadinya penyumbatan pada jalur
(arteri, getah bening) asupan gizi (mineral,oksigen) ke sel mata, baik sel
batang (rod cell) maupun sel kerucut (cone cell). Oleh karena itu secara
bertahap sel mata tersebut akan rusak dan tidak berfungsi lagi sehingga
mengakibatkan buta penglihatan. Dengan terjadinya penyumbatan tersebut, maka
asupan obat-obatan tidak ada yang efektif untuk membantu pemulihan RP, walaupun
dengan asupan vitamin A berdaya tinggi sekalipun. Oleh karena itu, salah satu langkah
rasional yang ditempuh adalah membuka sumbatan-sumbatan tersebut, yaitu dengan
terapi SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure), elektro akupresur atau totok setrum (elektrostatik), kemudian kami
kombinasi dengan obat tetes mata (dari tanaman obat ki tolod, yang dibuat
sendiri) hasilnya jelas, efektif, alamiah dan aman.
Manfaat
pengobatanpun bervariasi, ada yang cepat dan ada yang lambat, tergantung kepada
kondisi RP yang bersangkutan (Stadium
dini, menengah, atau akhir) dan intensifnya
para penderita RP menjalani terapi. Semakin intensif atau sering menjalani
terapi akan semakin banyak prospek yang akan didapat untuk perbaikan RP, karena
jalur-jalur yang menyumbatpun secara bertahap akan terbuka sedikit demi sedikit
, hingga lancar kembali.
Harapan
pemulihan RP, untuk stadium dini (pandangan malam sudah mulai terganggu namun masih bisa mengendarai motor/mobil
pada siang hari) dan menengah (adaptasi perubahan dari terang-gelap lambat,
luas pandang makin menyempit, berjalan suka menabrak) bisa mencapai 50-80 % ,
namun untuk stadium akhir (berjalan sudah harus dituntun, karena penglihatan
sudah hampir hilang) prospek pemulihan sudah susah alias terlambat untuk
dilakukan pengobatan (sudah dicoba terhadap 4 orang pasien yang masing2
menjalani 10x terapi,namun belum kelihatan perbaikan yang berarti). Disamping
itu pengobatan RP ini memang butuh waktu yang cukup lama, oleh karena itu
dibutuhkan kesiapan semangat dan mental serta kesabaran yang memadai untuk
tidak bosan menjalani terapi.
Agar kemajuan pengobatan RP ini terpantau jelas, maka sejak awal Januari 2013 kami gunakan Quantum Resonance Magnetic Analyzer sebagai alat bantu diagnosa kualitatif, sehingga kondisi awal mata sebelum diterapi bisa diketahui posisinya, dan kemudian setelah beberapa kali dilakukan terapi mata, perkembangan dan kemajuannyapun dapat diketahui pula untuk dibandingkan, jadi semua akan jelas apakah pengobatan yang dilakukan tersebut efektif atau tidak.
Agar kemajuan pengobatan RP ini terpantau jelas, maka sejak awal Januari 2013 kami gunakan Quantum Resonance Magnetic Analyzer sebagai alat bantu diagnosa kualitatif, sehingga kondisi awal mata sebelum diterapi bisa diketahui posisinya, dan kemudian setelah beberapa kali dilakukan terapi mata, perkembangan dan kemajuannyapun dapat diketahui pula untuk dibandingkan, jadi semua akan jelas apakah pengobatan yang dilakukan tersebut efektif atau tidak.
Contoh pada
gambar adalah data penderita RP stadium akhir, yang hanya bisa melihat cahaya
lampu saja, dan berjalan sudah harus
dituntun (hampir buta total). Perhatikan parameter abnormalnya (moderately
abnormal : Collagen eye wrinkle, Dark circles, Lymphatic obstruction, Eye cell
activity) untuk beberapa orang penderita RP stadium akhir parameternya hampir
sama demikian.
Mulai Juni
2013 ini, kami mencoba menambah beberapa titik terapi untuk pemulihan RP,
dengan harapan efektifitas terapi akan lebih baik dibandingkan hasil terapi sebelumnya.
Kesimpulan :
- Apa bila seseorang telah di diagnosa menderita RP oleh kedokteran mata, kami sarankan yang bersangkutan lebih baik segera disolusi dengan terapi SELAC, agar kondisi RP tidak menjadi lebih parah, karena bila lebih parah akan lebih susah memperbaikinya.
- RP dengan stadium awal dan menengah mempunyai prospek perbaikan yang memadai bila di solusi dengan terapi SELAC, sedangkan untuk stadium akhir sampai saat ini prospeknya hampir tidak berarti.
- Kemajuan perbaikan terapi RP yang kami lakukan dapat diketahui dengan mudah dan cepat, cukup dengan perangkat Quantum Resonance Magnetic Analyzer, yaitu setelah 6x terapi akan kami evaluasi
- Mengamati kenyataan penderita RP yang pernah berobat RP ke luar negeri, maka kami sarankan tidak perlu ke luar negeri, karena hanya akan menghabiskan tenaga, waktu, dan biaya, tanpa hasil yang memadai, jadi untuk RP cukup di Indonesia saja, dengan SELAC, Insya Allah.
- MONEY BACK GUARANTEE. Untuk Gangguan Mata : RP stadium dini dan menengah, Mata minus, Glaukoma, Katarak, dan yang belum buta penglihatan. Bila tidak ada kemajuan setelah seminggu berobat dengan tiap hari diterapi mata, maka semua biaya terapi + obat (bila ada), akan dikembalikan.
- Alamat Terapi .
Bandung :
Jl. Muararajeun Kulon no.22, telp. 022 – 710 1921 (Senin – Kamis, 09.00-18.00, Jum’at 08.00-11.00)
Jakarta :
Jl. Keselamatan I no.15, Saharjo, Tebet (Sabtu 08.00 – 18.00. Minggu 08.00 –14.00)
- Kontak : Ir. Ansuska Gumanti, 0812 2024 270, 0818 43 7557, 022-707 22466, selac@ansuska.com
No comments:
Post a Comment